WAKIL Bupati Pesisir Barat Erlina meminta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk berkonsentrasi pada penataan dan pengelolaan Pantai Labuhan Jukung. Para pedagang meminta Pemkab membangun musala dan toilet umum. "Banyak pengunjung dari jauh susah kalau mau bilas usai mandi di laut dan hendak buang air," kata pedagang.
Fokus menata ulang dan peningkatan kualitas pengelolaan Labuhan Jukung sudah menjadi keharusan. Labuhan Jukung satu-satunya ruang publik (milik Pemkab) dengan luas dan panjang pantai yang memadai di kawasan strategis kota Krui. Untuk itu, hal pertama yang harus dijaga adalah pemilikan dan pengelolaan lahannya untuk tetap di tangan Pemkab, tidak sampai beralih tangan dalam bentuk apa pun.
Itu karena kawasan wisata Tanjung Setia telah kelangkaan ruang publik, nyaris sepenuhnya menjadi ruang (usaha) privat, sehingga sukar ditata oleh Pemkab. Di lain sisi, lokasi Labuhan Jukung sebenarnya lebih baik, terutama dalam ketinggian gelombang laut dan pemandangan, serta suasana eksotis pantai dengan pohon kelapanya. Itu bisa dibuktikan lewat para turis peselancar, meski menginap di Tanjung Setia, mereka menyewa sepeda motor Rp50 ribu sehari untuk berselancar di Labuhan Jukung.
Kenyataan itu membuat penataan Labuhan Jukung pantas diprioritaskan. Namun, harus dibuat desain yang komprehensif untuk keseluruhan arealnya, dengan visi jauh ke masa depan, dan standar pengelolaan yang profesional. Standar pengelolaan profesional itu dilihat pertama di toiletnya—lihatlah di GSG dan beberapa unit cottage yang ada—jauh dari standar.
Atas desain menyeluruh itu, dibangunnya per unit yang mendesak, seperti toilet umum. Kemudian kios yang sesuai dengan keindahan pantai untuk pedagang yang sudah ada (tanpa membebani pedagang). Dari kiosnya, pedagang melayani pengunjung di bawah payung-payung indah di sela pohon kelapa dengan rumput dan bunga indah sepanjang pantai.
Dalam jangka menengah, dibangun ulang cottage dengan jumlah unit kamar yang lebih banyak untuk dikelola BUMD agar bisa menjadi sumber PAD Pemkab.
Pokoknya Labuhan Jukung didesain elegan untuk wisata domestik dan asing sehingga menjadi kebanggaan warga sekaligus sumber PAD. Selain para pelaku usaha yang sudah ada, Labuhan Jukung juga bisa mendukung pengembangan banyak usaha di sekitarnya, mulai penginapan, warung, penyewaan peralatan rekreasi laut, sampai transportasi antarkota.
Pantai Labuhan Jukung, aset yang prospektif bagi Pesisir Barat. ***
Itu karena kawasan wisata Tanjung Setia telah kelangkaan ruang publik, nyaris sepenuhnya menjadi ruang (usaha) privat, sehingga sukar ditata oleh Pemkab. Di lain sisi, lokasi Labuhan Jukung sebenarnya lebih baik, terutama dalam ketinggian gelombang laut dan pemandangan, serta suasana eksotis pantai dengan pohon kelapanya. Itu bisa dibuktikan lewat para turis peselancar, meski menginap di Tanjung Setia, mereka menyewa sepeda motor Rp50 ribu sehari untuk berselancar di Labuhan Jukung.
Kenyataan itu membuat penataan Labuhan Jukung pantas diprioritaskan. Namun, harus dibuat desain yang komprehensif untuk keseluruhan arealnya, dengan visi jauh ke masa depan, dan standar pengelolaan yang profesional. Standar pengelolaan profesional itu dilihat pertama di toiletnya—lihatlah di GSG dan beberapa unit cottage yang ada—jauh dari standar.
Atas desain menyeluruh itu, dibangunnya per unit yang mendesak, seperti toilet umum. Kemudian kios yang sesuai dengan keindahan pantai untuk pedagang yang sudah ada (tanpa membebani pedagang). Dari kiosnya, pedagang melayani pengunjung di bawah payung-payung indah di sela pohon kelapa dengan rumput dan bunga indah sepanjang pantai.
Dalam jangka menengah, dibangun ulang cottage dengan jumlah unit kamar yang lebih banyak untuk dikelola BUMD agar bisa menjadi sumber PAD Pemkab.
Pokoknya Labuhan Jukung didesain elegan untuk wisata domestik dan asing sehingga menjadi kebanggaan warga sekaligus sumber PAD. Selain para pelaku usaha yang sudah ada, Labuhan Jukung juga bisa mendukung pengembangan banyak usaha di sekitarnya, mulai penginapan, warung, penyewaan peralatan rekreasi laut, sampai transportasi antarkota.
Pantai Labuhan Jukung, aset yang prospektif bagi Pesisir Barat. ***
0 komentar:
Posting Komentar