Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

PSSI Usai Menjalani Hibernasi!

PEMBEKUAN Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Menteri Pemuda dan Olahraga sejak 17 April 2015 telah dicabut 10 Mei 2016. Secara alamiah, selama satu tahun 23 hari dibekukan itu PSSI menjalani hibernasi, seperti makhluk yang bertahan hidup membeku di salju selama musim dingin dalam kondisi mati suri.

Bangkit dari hibernasi, makhluk-makhluk itu lemah karena selama hibernasi mereka berpuasa. Bayangkan kalau manusia berpuasa satu hari saja lemas, mereka berpuasa selama musim salju, tiga bulan. 

Konon lagi PSSI yang menjalani hibernasi satu tahun 23 hari, tak bisa dituntut setelah pembekuannya dicabut harus juara Asia! PSSI itu makhluk yang organnya terdiri dari klub-klub kecil anggota perserikatan sepak bola di seluruh kabupaten dan kota seantero negeri. Energi mereka adalah kompetisi Divisi II, I, Utama, dan Liga, dengan jenjang usia dari 13 tahun, 15, 17, 19, 21, 23, dan umum. Berarti, selama satu tahun 23 hari PSSI menjalani hibernasi, seluruh sel organ PSSI itu tidak mendapatkan asupan energi karena seluruh kegiatan kompetisi di bawah PSSI dibekukan. 

Kalaupun ada turnamen, itu hanya segelintir klub elite dan bersifat hiburan semata. Karena, turnamen itu tak ada kaitannya dengan kompetisi yang melibatkan ribuan klub kecil lapisan terbawah di seantero Tanah Air. Dalam kompetisi, level tertinggi pun terkait dengan kompetisi level terbawah yang berjalan dengan sistem promosi dan degradasi pada setiap jenjangnya. Sebuah klub takkan sampai ke level atas tanpa proses promosi berjenjang dari level terbawah. 

Tak ayal, sel-sel organ PSSI itu seperti makhluk yang baru bangkit dari hibernasi, dalam kondisi lemah, rantai makanan pun belum terlihat. Demikianlah kerugian bangsa ini akibat pembekuan PSSI, di balik retorika pembekuan untuk membenahi persepakbolaan nasional agar lebih kuat dalam persaingan di tingkat internasional, realitas justru sebaliknya. Usai hibernasi harus berusaha menghidupkan kembali sepak bola nasional dari kondisi mati suri. 

Dengan harapan Komisi Eksekutif FIFA mau memasukkan kasus Indonesia dalam agenda kongresnya, meski pencabutan pembekuan PSSI oleh Menpora hanya dua hari menjelang pembukaan Kongres FiFA di Meksiko 12 Mei 2016, diakhirinya pengucilan sepak bola Indonesia dari sepak bola internasional bisa menjadi energi baru bagi seluruh sel organ PSSI di seantero Tanah Air. Energi baru dari hibernasi itu diharapkan bisa membangkitkan sepak bola Indonesia di kancah global. ***

0 komentar: