BERDASAR pada retorika kampanyenya, bakal banyak tembok dibangun Donald Trump di Amerika Serikat (AS). Baik itu tembok sungguhan di perbatasan untuk membendung imigran dari Meksiko maupun tembok proteksionis dengan membatalkan berbagai perjanjian perdagangan bebas.
Rabu (9/11/2016) usai Trump terpilih, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menyatakan pemerintahannya siap bekerja sama dengan Trump, tetapi tetap menolak untuk membayar pembangunan tembok di perbatasan kedua negara seperti digaungkan Trump semasa kampanye. (Kompas.com, 9/11/2016)
Trump berjanji akan memaksa Meksiko membayar pembangunan tembok pembatas yang diperkirakan menelan biaya miliaran dolar. Trump bersumpah akan memulangkan jutaan imigran ilegal dan mengancam akan membekukan kiriman uang para migran ke keluarga mereka di Meksiko.
Tembok imigrasi ini juga Trump bangun dalam bentuk pembatasan kaum muslim masuk AS, terutama pengungsi dari Timur Tengah. Dengan pembatasan itu, pengunjung dengan nama berunsur Arab akan sulit mendapatkan visa masuk AS.
Sedang tembok proteksionisme ekonomi Trump yang bakal merepotkan banyak negara, bahkan bisa merusak tatanan ekonomi dunia yang sudah relatif mapan dalam sistem neoliberalisme. Pertama kerja sama ekonomi Amerika Utara, yakni AS, Kanada, dan Meksiko (NAFTA) yang dicibir kampanye Trump merugikan AS, dihentikannya. Lalu Trans Pacific Partnership (TPP) dan Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) yang Trump bubarkan.
Langkah berikutnya perjanjian bilateral, seperti dengan Tiongkok. Kampanye Trump menyebut ingin memukul barang-barang dari Tiongkok dengan tarif 45%. Dengan Tiongkok sumber terbesar impor AS, termasuk barang modal, biaya produksi barang-barang buatan AS sendiri akan melonjak sebanding sehingga daya saingnya di pasar global juga turun. Mencari pengganti barang impor dari Tiongkok, sukar menyaingi harganya.
Selain itu, tembok tarif tinggi itu memicu perang dagang, dengan tarif yang sama tingginya atas barang-barang AS di negara lain. Harga barang AS melonjak jauh di atas produk domestik. Ekspor produk modern AS yang telah mengubah life style warga Tiongkok sebagai pasar terbesar dunia pun, segera tamat riwayatnya. Konon lagi, Tiongkok telah membuat substitusi setiap barang impor dari AS, dari mobil sampai ponsel.
Dengan tembok-tembok yang dibangun, apalagi tanpa buruh migran ilegal biaya produksi di AS jadi lebih tinggi, Trump segera sukses mengisolasi AS dalam ekonomi biaya tinggi. ***
Trump berjanji akan memaksa Meksiko membayar pembangunan tembok pembatas yang diperkirakan menelan biaya miliaran dolar. Trump bersumpah akan memulangkan jutaan imigran ilegal dan mengancam akan membekukan kiriman uang para migran ke keluarga mereka di Meksiko.
Tembok imigrasi ini juga Trump bangun dalam bentuk pembatasan kaum muslim masuk AS, terutama pengungsi dari Timur Tengah. Dengan pembatasan itu, pengunjung dengan nama berunsur Arab akan sulit mendapatkan visa masuk AS.
Sedang tembok proteksionisme ekonomi Trump yang bakal merepotkan banyak negara, bahkan bisa merusak tatanan ekonomi dunia yang sudah relatif mapan dalam sistem neoliberalisme. Pertama kerja sama ekonomi Amerika Utara, yakni AS, Kanada, dan Meksiko (NAFTA) yang dicibir kampanye Trump merugikan AS, dihentikannya. Lalu Trans Pacific Partnership (TPP) dan Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) yang Trump bubarkan.
Langkah berikutnya perjanjian bilateral, seperti dengan Tiongkok. Kampanye Trump menyebut ingin memukul barang-barang dari Tiongkok dengan tarif 45%. Dengan Tiongkok sumber terbesar impor AS, termasuk barang modal, biaya produksi barang-barang buatan AS sendiri akan melonjak sebanding sehingga daya saingnya di pasar global juga turun. Mencari pengganti barang impor dari Tiongkok, sukar menyaingi harganya.
Selain itu, tembok tarif tinggi itu memicu perang dagang, dengan tarif yang sama tingginya atas barang-barang AS di negara lain. Harga barang AS melonjak jauh di atas produk domestik. Ekspor produk modern AS yang telah mengubah life style warga Tiongkok sebagai pasar terbesar dunia pun, segera tamat riwayatnya. Konon lagi, Tiongkok telah membuat substitusi setiap barang impor dari AS, dari mobil sampai ponsel.
Dengan tembok-tembok yang dibangun, apalagi tanpa buruh migran ilegal biaya produksi di AS jadi lebih tinggi, Trump segera sukses mengisolasi AS dalam ekonomi biaya tinggi. ***
0 komentar:
Posting Komentar