BERLAKU mulai hari ini, 1 November 2016, harga pembelian singkong petani di empat perusahaan pabrik tapioka yang beroperasi di Kabupaten Lampung Tengah naik, dari semula Rp560/kg menjadi Rp700/kg. Kesepakatan menaikkan harga singkong itu ditandatangani pimpinan keempat perusahaan di rumah dinas Bupati Lampung Tengah Mustafa, Minggu (30/10/2016). Pihak perusahaan juga komitmen untuk ikut memedulikan kesejahteraan petani dan meninjau ulang potongan (rafaksi) terkait kualitas singkong (cukup umur, tidak ada bonggol, dan tanah).
Menurut Mustafa, mediasi perusahaan tapioka dengan petani singkong hari itu merupakan tahap kelima upayanya memperjuangkan harga singkong di Lamteng. Sebelumnya, ia telah mengumpulkan petani singkong, melakukan sidak perusahaan, melayangkan surat ke presiden, lalu mendampingi petani menemui menteri perdagangan.
Selanjutnya, dia memanggil pengusaha tapioka di Lampung Tengah, meminta menaikkan harga yang dituangkan dalam kesepakatan hari itu. "Saya akan terus berjuang mengingat sebagian besar masyarakat kami menggantungkan hidup dari singkong," ujar Mustafa. (Suarapedia.com, 30/10/2016)
Mustafa mengingatkan, "Jika perusahaan masih ingin cari untung di Lampung Tengah, saya minta perusahaan bantu petani. Perusahaan harus peduli, jangan hanya mau cari untung. Perusahaan jangan pura-pura tidak tahu dengan jeritan petani. Saya juga berharap harga terus naik hingga angka ideal."
Harapan Mustafa terakhir itulah, harga terus naik hingga angka ideal, yang harus tak henti diperjuangkan sampai berhasil. Maksudnya, kesepakatan menaikkan harga singkong petani dari Rp560/kg menjadi Rp700/kg memang cukup baik karena membuat petani bisa sedikit bernapas tidak rugi telak lagi. Namun, harga baru yang sekadar tidak rugi telak lagi itu masih jauh dari ideal. Itulah isyarat dari ucapan Mustafa.
Artinya, harga yang telah disepakati itu sebagai langkah awal. Perjuangan harus dilanjutkan sampai harga keekonomian singkong petani berhasil diwujudkan.
Untuk itu, faktor-faktor terkait pada tingkat provinsi, nasional, dan global yang berpengaruh dalam penetapan harga singkong, perlu dijajaki dan diluruskan. Seperti harga TBS sawit petani, pelurusannya dilakukan dari skala lokal, nasional, hingga internasional, dari jeblok Rp400/kg, kini sudah di atas Rp1.300/kg.
Bedanya, untuk harga TBS sawit banyak unsur berperan. Sementara untuk harga singkong, sejauh ini cuma ada seorang Mustafa! Padahal jelas, dibutuhkan banyak dukungan! ***
Selanjutnya, dia memanggil pengusaha tapioka di Lampung Tengah, meminta menaikkan harga yang dituangkan dalam kesepakatan hari itu. "Saya akan terus berjuang mengingat sebagian besar masyarakat kami menggantungkan hidup dari singkong," ujar Mustafa. (Suarapedia.com, 30/10/2016)
Mustafa mengingatkan, "Jika perusahaan masih ingin cari untung di Lampung Tengah, saya minta perusahaan bantu petani. Perusahaan harus peduli, jangan hanya mau cari untung. Perusahaan jangan pura-pura tidak tahu dengan jeritan petani. Saya juga berharap harga terus naik hingga angka ideal."
Harapan Mustafa terakhir itulah, harga terus naik hingga angka ideal, yang harus tak henti diperjuangkan sampai berhasil. Maksudnya, kesepakatan menaikkan harga singkong petani dari Rp560/kg menjadi Rp700/kg memang cukup baik karena membuat petani bisa sedikit bernapas tidak rugi telak lagi. Namun, harga baru yang sekadar tidak rugi telak lagi itu masih jauh dari ideal. Itulah isyarat dari ucapan Mustafa.
Artinya, harga yang telah disepakati itu sebagai langkah awal. Perjuangan harus dilanjutkan sampai harga keekonomian singkong petani berhasil diwujudkan.
Untuk itu, faktor-faktor terkait pada tingkat provinsi, nasional, dan global yang berpengaruh dalam penetapan harga singkong, perlu dijajaki dan diluruskan. Seperti harga TBS sawit petani, pelurusannya dilakukan dari skala lokal, nasional, hingga internasional, dari jeblok Rp400/kg, kini sudah di atas Rp1.300/kg.
Bedanya, untuk harga TBS sawit banyak unsur berperan. Sementara untuk harga singkong, sejauh ini cuma ada seorang Mustafa! Padahal jelas, dibutuhkan banyak dukungan! ***
0 komentar:
Posting Komentar