PUNCAK kontroversi Presiden AS Donald Trump mencuat saat bersama PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih Rabu (15/2/2017) menyatakan menolak solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel, perdamaian Timur Tengah tidak harus mencakup berdirinya negara Palestina.
Sikap Trump itu nyata bertentangan dengan kesepakatan komunitas internasional yang sudah sejak lama mendukung berdirinya negara Palestina merdeka dalam kerangka solusi dua negara sebagai jalan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Namun langkah ke arah itu selama ini kandas oleh selalu gagalnya perundingan akibat ulah Israel, terus membangun permukiman di wilayah Palestina yang diduduki tanpa peduli ditentang komunitas internasional--terakhir Resolusi Dewan Keamanan PBB menegaskan permukiman tersebut ilegal.
Karena itu, pernyataan bersama Trump dan Netanyahu itu menuai kecaman dari komunitas internasional. Sekjen PBB Antonio Gutteres dan Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit di Kairo, Kamis (16/2/2017) merilis pernyataan bersama untuk mendukung berdirinya negara Palestina. Keduanya sepakat bahwa solusi dua negara adalah "satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif dan adil bagi persoalan warga Palestina". (AP/AFP/Kompas, 17/2/2017)
"Tidak ada solusi alternatif bagi situasi antara warga Palestina dan Israel, selain solusi berdirinya dua negara, dan kita harus melakukan semua hal yang bisa dilakukan untuk mempertahankan solusi ini," tegas Guterres.
Namun, langkah Trump yang terbingkai dalam visi David Friedman, tokoh pengumpul bantuan di AS untuk permukiman Yahudi di wilayah Palestina, sekaligus penganjur pemindahan Kedubes AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem. Friedman Kamis (16/2/2017) diwawancara Senat sebagai calon Dubes AS untuk Israel pilihan Trump.
Namun, lima mantan dubes AS di Israel dari rezim Republik dan Demokrat, mengirim surat ke Komisi Judikatif Senat bahwa Friedman mempunyai pandangan ekstrim dan radikal. (VOA, 16/2/2017)
Mereka menulis, Friedman pernah mengatakan ia tidak yakin bahwa ilegal bagi Israel untuk mencaplok Tepi Barat, dan menyebut solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina "solusi khayal untuk masalah yang tidak ada."
Dengan itu, langkah Trump yang merusak upaya perdamaian ini bukan sekadar asal beda dari Obama, bahkan mementahkan usaha puluhan tahun diplomasi AS bersama komunitas internasional untuk menciptakan negara Palestina merdeka berdampingan dengan Israel. ***
Namun langkah ke arah itu selama ini kandas oleh selalu gagalnya perundingan akibat ulah Israel, terus membangun permukiman di wilayah Palestina yang diduduki tanpa peduli ditentang komunitas internasional--terakhir Resolusi Dewan Keamanan PBB menegaskan permukiman tersebut ilegal.
Karena itu, pernyataan bersama Trump dan Netanyahu itu menuai kecaman dari komunitas internasional. Sekjen PBB Antonio Gutteres dan Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit di Kairo, Kamis (16/2/2017) merilis pernyataan bersama untuk mendukung berdirinya negara Palestina. Keduanya sepakat bahwa solusi dua negara adalah "satu-satunya jalan untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif dan adil bagi persoalan warga Palestina". (AP/AFP/Kompas, 17/2/2017)
"Tidak ada solusi alternatif bagi situasi antara warga Palestina dan Israel, selain solusi berdirinya dua negara, dan kita harus melakukan semua hal yang bisa dilakukan untuk mempertahankan solusi ini," tegas Guterres.
Namun, langkah Trump yang terbingkai dalam visi David Friedman, tokoh pengumpul bantuan di AS untuk permukiman Yahudi di wilayah Palestina, sekaligus penganjur pemindahan Kedubes AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem. Friedman Kamis (16/2/2017) diwawancara Senat sebagai calon Dubes AS untuk Israel pilihan Trump.
Namun, lima mantan dubes AS di Israel dari rezim Republik dan Demokrat, mengirim surat ke Komisi Judikatif Senat bahwa Friedman mempunyai pandangan ekstrim dan radikal. (VOA, 16/2/2017)
Mereka menulis, Friedman pernah mengatakan ia tidak yakin bahwa ilegal bagi Israel untuk mencaplok Tepi Barat, dan menyebut solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina "solusi khayal untuk masalah yang tidak ada."
Dengan itu, langkah Trump yang merusak upaya perdamaian ini bukan sekadar asal beda dari Obama, bahkan mementahkan usaha puluhan tahun diplomasi AS bersama komunitas internasional untuk menciptakan negara Palestina merdeka berdampingan dengan Israel. ***
0 komentar:
Posting Komentar