Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Politik Roller Coaster, Suka Menjerit Histeris!

POLITIK gemar kegaduhan menjurus ke politik roller coaster, menyukai massa ramai-ramai menjerit histeris. Politik yang menjadikan kebisingan sebagai metode perjuangan itu sisi lain dari ayunan bandul politik musyawarah untuk mufakat atau problem solving oriented yang kualitatif dalam menciptakan ketenangan hidup masyarakat.
Berbeda dengan problem solving oriented yang berusaha mencari jalan paling efektif untuk menyelesaikan masalah, politik roller coaster justru mendorong masalah menjadi semakin rumit dan kacau hingga membuat massa lebih emosional untuk terbuai kegaduhan yang paling gemuruh.
Ketinggian nada emosionalitas jeritan histeris massa sebagai puncak keriuhan menjadi ukuran sukses politik roller coaster--tanpa sebutir masalah terselesaikan pun. Bahkan, timbulnya masalah-masalah baru akibat aksi massa bising itu, jadi ukiran prestasi tersendiri.
Penggerak politik jenis ini suka mencari gara-gara. Ada orang salah omong sedikit saja bukannya dikoreksi secara baik dan terhormat hingga tidak menyinggung perasaan yang dikoreksi, tapi malah dipelesetkan jadi olok-olok di publik agar menjadi besar masalahnya.
Untuk lebih seru lagi, masalahnya dibawa ke ranah hukum dan forum formal politik. Jelas, kedua sisi prosesnya tersebut makan waktu. Tak kepalang, masalahnya kemudian juga berkembang lagi dengan berbagai varian, dengan kehebohan-kehebohan khasnya pula. Sehingga, kegaduhan dan kebisingan sebagai produk politik roller coaster itu pun tidak ada akhirnya. Negeri dalam cekaman kegaduhan demi kegaduhan berkelanjutan.
Perlu strategi khusus untuk mengubah arah ayunan bandul politik dari sisi roller coaster kembali ke problem solving. Yakni, tuntaskan setiap isu atau kasus yang sempat merebak baik di ranah hukum maupun forum politik. Langkah selanjutnya, strategi pengendalian isu yang dikelola secara problem solving oriented.
Dalam model pengendalian berjenjang secara nasional, provinsi dan kota/kabupaten, tak ada isu yang dilepas menjadi bola liar. Setiap isu ditangkap esensinya oleh pihak yang terkait, diletakkan pada proporsi masalah dan scope kewilayahannya, lalu dibuatkan resolusinya. Tentu itu dibantu oleh patroli cyber kepolisian hingga media sosial bersih dari hoax, fitnah, dan caci maki.
Ketika suatu kondisi ideal tercipta, tidak ada bola liar isu yang bisa viral, segalanya berjalan di bawah efektifnya kontrol hukum, sukar dicari celah untuk kegemaran politik berbising ria. ***

0 komentar: