Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

48 Ribu Kantor Bank di UE Tutup!

PERUBAHAN gaya hidup masyarakat yang beralih ke pelayanan online mengakibatkan sebanyak 48 ribu kantor bank di Uni Eropa (UE) ditutup sejak 2008—2016. Pengurangan ini mencapai seperlima dari jumlah kantor cabang yang ada. Pada 2016 saja, sebanyak 9.100 kantor cabang yang ditutup dengan memangkas sekitar 50 ribu staf.
Federasi perbankan Eropa, dikutip Reuters, Rabu (13/9/2017), menyatakan jumlah kantor cabang bank di Uni Eropa telah turun menjadi 189 ribu kantor pada 2016. Angka ini turun 4,6% dibanding dengan tahun sebelumnya.
Jumlah pegawai bank juga berada pada titik terendah sejak 1997, yakni sekitar 2,8 juta orang. Ini berdasarkan analisis yang dilakukan federasi tersebut. Perbankan memilih untuk menutup kantor cabang fisik guna menekan biaya. Banyak nasabah kini lebih memilih melakukan transaksi secara elektronik, layanan perbankan digital dan mobile, serta suku bunga kredit yang sangat rendah (Kompas.com, 13/9/2017).
Penurunan jumlah kantor cabang yang cukup signifikan itu sekaligus efektif menurunkan biaya operasional perbankan sehingga bunga kredit bisa ditekan serendah mungkin.
Sedang di Indonesia, operasional perbankan secara fisis belum dikurangi sebanding peran layanan online. Suku bunga kredit yang tinggi pun sukar diturunkan meski Presiden Jokowi telah meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar menurunkan suku bunga kredit bank di bawah 10%, seusai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan jadi 4,5%.
Untuk itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution memberi tantangan kepada OJK untuk membuat perbankan lebih efisien. "Jangan mereka (bank) tetap mempertahankan profit yang tinggi," tukas Darmin.
Saat ini, tutur Darmin, perbankan masih terlihat enggan menurunkan suku bunga kredit secara maksimal. Padahal, BI sudah menurunkan suku bunga acuannya hingga tujuh kali. "Yang penting adalah OJK menindaklanjuti dengan melakukan cek satu per satu," kata Darmin.
Darmin menyindir perbankan lantaran ogah menurunkan bunga kredit padahal secara komersial telah mendapatkan keuntungan yang besar. Dari telaah pemerintah, menurut Darmin, margin keuntungan yang ditetapkan bank lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
Demikianlah, di Eropa hasil efisiensi yang dilakukan sendiri oleh bank efektif pada penurunan bunga kredit meringankan nasabah dan dunia usaha. Di Indonesia, bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan ke tingkat amat rendah, bank tetap menahan bunga kredit di tingkat amat tinggi. ***

0 komentar: