Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Barter 11 Sukhoi dengan Kerupuk!

PEMERINTAH Indonesia membeli 11 pesawat Sukhoi U-35 senilai 570 juta dolar AS dengan pembayarannya dirundingkan dibarter dengan kerupuk, makanan khas Indonesia. "Saya kan ingin ada nilai tambah. Kerupuk lo, sekarang di Nigeria, biskuit segala macam dari Mayora, Wings, ke Afrika itu ekspornya tinggi sekali. Dia punya nilai tambah," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Kompas.com, 28/8/2017).
Barter ini bisa terealisasi seiring dengan ditekennya MoU antara BUMN Rusia Rostec dan BUMN Indonesia PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Selain kerupuk, ada sejumlah komoditas lain yang dibarter. "Furnitur, kopi, dan gula, masih kami bikin lis. Segera kami kasih ke mereka, kami beri kesempatan untuk membahas di internal mereka," ujar Enggar.
Pesawat Sukhoi pertama hadir di Indonesia saat tampil di Indonesia Air Show Juni 1996. Waktu itu Presiden Soeharto sedang kesal pada AS yang gencar menudingnya melanggar HAM. Oleh sebab itu, pada 1997 dengan alasan melepas ketergantungan pada AS, Indonesia membelot ke Rusia dengan memesan 12 Sukhoi-30KI.
Penggunaan pesawat tempur buatan Rusia bukan hal baru bagi Indonesia. Di zaman Orde Lama, saat konfrontasi dengan Malaysia, andalan Indonesia pesawat tempur buatan Rusia, Mig-21, TU-16, dan Bomber Tupolev, selain sejumlah kapal selam.
Namun, krisis ekonomi 1998 memaksa RI membatalkan pembelian Sukhoi dari Rusia tersebut. Di sisi lain, AS yang kian kuat tuduhannya atas pelanggaran HAM di Indonesia, pada 1999 menerapkan sanksi embargo militer terhadap Indonesia. Pesawat tempur F-16, F-5 Tiger, dan Hercules 130 milik TNI AU pun mengalami krisis kelangkaan suku cadang.
Oleh karena itu, di era pemerintahan Megawati didaur ulang pesanan Sukhoi 1997 yang terbengkalai. Di tengah mendesaknya kebutuhan alusista yang andal, 2003 ditekenlah kontrak pembelian Sukhoi. Waktu itu, hadirlah empat pesawat Sukhoi di hanggar TNI AU, terdiri dari dua SU-27SK (kursi tunggal) dan SU-30MK (kursi ganda) (JakartaGreater.com, 30/10/2014).
Pada 2005, sejak era awal SBY, merespons klaim Malaysia atas Ambalat Indonesia membeli enam Sukhoi lagi untuk mengawal wilayah kedaulatan Indonesia. Namun, dengan 10 pesawat Sukhoi ini, Indonesia masih belum bisa menandingi 18 SU-30 MKM Malaysia dan 24 unit F-15SG milik Singapura. Untuk itu, TNI AU minta tambahan enam Sukhoi melengkapi satu skuadron penuh yaitu 16 pesawat Su-27/30.
Kini era Jokowi memesan 11 Sukhoi lagi, jumlah pesawat tempur RI pun akan unggul di ASEAN, jika jadi dibarter kerupuk. ***

0 komentar: