Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hari Arafah, Ekspresi Cinta Sejati!

HARI ini, 9 Zulhijah, Hari Arafah, jemaah calon haji dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah, melakukan wukuf mulai saat zuhur (waktu Arafah, empat jam setelah WIB). Semua mengenakan ihram (kain putih) cermin semua manusia sama di depan Allah. Wukuf juga ekspresi cinta sejati seluruh umat ciptaan-Nya, dilarang membunuh seekor serangga atau mematahkan satu ranting.
Padang Arafah sebagai ekspresi cinta sejati diriwayatkan sejak di Jabal Rahmah yang terdapat di tengah padang tersebut Nabi Adam dan Hawa dipertemukan setelah keduanya terpisah sejak dilempar ke dunia dari surga. Cinta sejati adalah yang apa adanya, bukan karena wewangian atau tebalnya riasan. Karena itu, dalam berihram dilarang mengenakan wewangian maupun riasan. Juga tidak boleh pangkas rambut, memotong kuku.
Bahkan, masih terkait dengan larangan saat berihram, cinta suci itu tidak diwujudkan dalam cumbu dan hubungan badan, melainkan ketulusan yang semata didasarkan pada Lillahi Ta’ala.
Hari ini di Arafah juga sebagai gambaran atau miniatur Padang Mashar, saat manusia dibangkitkan dari kuburnya. Selain semua sama di depan Allah, semua urusannya hanya dengan Allah. Tak peduli pangkatnya apa, kedudukannya apa, sukunya apa, agamanya apa, rasnya apa, golongannya apa, di Arafah ini masing-masing mengekspresikan bahkan membuktikan cinta sejatinya dengan berupaya mendekatkan dirinya sedekat-dekatnya kepada Allah subhanahu wa taala.
Sebab itu, sore ini di Padang Arafah, semua jemaah calon haji berusaha semaksimal mungkin memperbanyak istigfar, berzikir, berdoa, tahlil, talbiah, membaca Alquran, dan merendahkan siri kepada Allah. Tak menyia-nyiakan kesempatan mendapat peluang emas bermunajat mohon kebaikan dunia akhirat dengan mencucurkan air mata memohon ampunan-Nya.
Tentu semua ketulusan ibadah di Arafah merefleksikan pencapaian haji mabrur, yang ekspresinya justru akan hadir setelah kembali ke Tanah Air. Selain amal ibadahnya yang meningkat dari sebelum pergi haji, cinta sejatinya dengan memandang semua umat adalah sama seperti ketika di Arafah, juga akan menonjol di tengah masyarakat.
Peningkatan semangat hablun minallah-nya, didukung selaras dengan hablun minannas. Bermuamalah vertikal dan horizontal yang sama kuatnya, mengaktualisasikan sikap yang dilarang saat berihram, yakni sombong, suka mencaci-maki, bertengkar, dan berlaku curang. Pokoknya dengan ekspresi cinta sejati Arafah, takkan mengafirkan sesama muslim yang salat lima waktu. ***

0 komentar: