DI Car Free Fay Kota Bekasi, Minggu (6/8/2017), digelar aksi solidaritas terhadap MA, seorang pria yang tewas dibakar massa di Pasar Muara Bakti, Selasa (1/8/2017), karena dituduh mencuri amplifier Musala Al Hidayah, Desa Huripjaya, Kabupaten Bekasi. Warga yang tidak setuju dengan perlakuan main hakim sendiri itu tanda tangan di sebuah banner tanda simpati dan memberi semangat keluarga MA.
Sehari sebelumnya, Sabtu (5/8/2017), LAZIS Nahdlatul Ulama (NU) setempat telah menyampaikan bantuan kepada istri korban, Siti Zubaidah (25), yang sedang mengandung anak kedua. Anak pertamanya usia empat tahun. “Kami memberikan santunan berupa uang tunai, perlengkapan salat, sepeda buat anaknya, dan akan diberikan beasiswa," ujar Direktur Penyaluran LAZIS NU, Slamet Tuhari. (Kompas.com, 5—6/8/2017)
Banyak warga menyesalkan tindakan massa memukuli dan kemudian membakar MA hidup-hidup sampai tewas tanpa kepastian perbuatannya mencuri amplifier, hanya karena korban mampir salat asar di musala itu, di bagasi sepeda motornya ada amplifier, saat kebetulan amplifier musala itu hilang. Padahal, menurut istrinya, pekerjaan korban memang mencari dengan membeli amplifier rusak untuk dia betulkan lalu dijual kembali.
Menurut saksi mata, waktu ia dipukuli massa, ia berteriak menyatakan bahwa ia tidak mencuri amplifier yang dibawanya, tetapi massa yang menggebukinya menyergah, "Mana ada pencuri mengaku!"
Atas adanya saksi mata yang meragukan MA yang hanya mampir salat asar itu mencuri amplifier, serta sebenarnya banyak yang berusaha mencegah tindakan main hakim sendiri itu, tetapi kalah banyak dengan yang brutal, banyak warga yang menyesalkan tindakan main hakim sendiri tersebut. Bahkan, para peserta aksi solidaritas itu mendesak polisi mengusut pelaku yang membakar MA.
"Saya menyuarakan agar keadilan bisa ditegakkan, pelakunya (pembakaran MA) bisa ditangkap dan dihukum," ujar Mery (28), warga yang ikut aksi solidaritas.
Aksi solidaritas terhadap tersangka pencuri yang tewas dibakar massa ini mungkin layak disimak. Sebab, selama ini, banyak tersangka pencuri yang tewas dihakimi dan dibakar massa, tidak dipedulikan orang tanpa kecuali belum ada kepastian si tersangka bersalah secara hukum.
Oleh karena itu, aksi solidaritas ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak lagi main hakim sendiri. Tentu, tindakan tegas yang berwajib kepada setiap yang main hakim sendiri penting, agar tak acap nyawa melayang tanpa jelas masalahnya. ***
Banyak warga menyesalkan tindakan massa memukuli dan kemudian membakar MA hidup-hidup sampai tewas tanpa kepastian perbuatannya mencuri amplifier, hanya karena korban mampir salat asar di musala itu, di bagasi sepeda motornya ada amplifier, saat kebetulan amplifier musala itu hilang. Padahal, menurut istrinya, pekerjaan korban memang mencari dengan membeli amplifier rusak untuk dia betulkan lalu dijual kembali.
Menurut saksi mata, waktu ia dipukuli massa, ia berteriak menyatakan bahwa ia tidak mencuri amplifier yang dibawanya, tetapi massa yang menggebukinya menyergah, "Mana ada pencuri mengaku!"
Atas adanya saksi mata yang meragukan MA yang hanya mampir salat asar itu mencuri amplifier, serta sebenarnya banyak yang berusaha mencegah tindakan main hakim sendiri itu, tetapi kalah banyak dengan yang brutal, banyak warga yang menyesalkan tindakan main hakim sendiri tersebut. Bahkan, para peserta aksi solidaritas itu mendesak polisi mengusut pelaku yang membakar MA.
"Saya menyuarakan agar keadilan bisa ditegakkan, pelakunya (pembakaran MA) bisa ditangkap dan dihukum," ujar Mery (28), warga yang ikut aksi solidaritas.
Aksi solidaritas terhadap tersangka pencuri yang tewas dibakar massa ini mungkin layak disimak. Sebab, selama ini, banyak tersangka pencuri yang tewas dihakimi dan dibakar massa, tidak dipedulikan orang tanpa kecuali belum ada kepastian si tersangka bersalah secara hukum.
Oleh karena itu, aksi solidaritas ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak lagi main hakim sendiri. Tentu, tindakan tegas yang berwajib kepada setiap yang main hakim sendiri penting, agar tak acap nyawa melayang tanpa jelas masalahnya. ***
0 komentar:
Posting Komentar