TIRAN berkomitmen membangun pipa air, dinding kota, kuil, dan sebagainya. Tiran Yunani berkuasa dengan menggunakan prajurit sewaan dari luar daerah kekuasaannya. (Wikipedia: tiran)
Dengan pembangunan fisik sebagai legitimasi dan prajurit (orang-orang) bayaran dari luar struktur pemerintahan untuk mengamankan dan mencapai tujuan-tujuan kekuasaannya itu, sejak era Hippias, tiran mempraktikkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Kota Athena, yang memerintah secara brutal dalam arti tidak peduli dan tidak menaati hukum karena dalam sepak terjang kekuasaannya menjadikan dia sebagai hukum, berada di atas kepentingan rakyat banyak.
Cerita kekuasaan tiran itu berasal dari sejarah Yunani kuno, sebelum lahir putra-putra terbaik negerinya, seperti Solon, Socrates, Plato, Aristoteles, dan lainnya yang menghasilkan pemikiran tentang demokrasi yang berkembang hingga kini.
Namun, sepanjang sejarah selalu saja muncul gagasan atau tindakan peniruan terhadap model tiran, dari bentuk awalnya menjadikan proyek-proyek fisik sebagai legitimasi kekuasaan untuk kemudian kekuasaannya menjadi tiran yang menempatkan dirinya di atas hukum, tak peduli dan tak mau menaati hukum karena merasa dirinya adalah hukum. Untuk mencapai ke tingkat tiran seperti itu, sering penguasa menggalang dukungan dari barisan "prajurit bayaran" dari luar struktur pemerintahan dengan menghimpun kekuatan-kekuatan masyarakat yang memiliki sikap cenderung fasis. Banyak contoh legendaris tentang penguasa tiran yang mengeksploitasi barisan pendukung fasis, dari Mussolini, Hitler, sampai para penguasa komunis Eropa Timur dengan barisan intel pengaman kekuasaan yang sadis.
Sepanjang perjalanan sejarah, sering rakyat suatu negeri secara tidak sadar terjerumus ke bawah penguasa tiran, akibat tak mampu melawan arus besar perubahan yang dibawa elite negerinya ke arah tersebut. Itu yang terjadi pada rakyat Italia, Jerman, dan Eropa Timur sebelum terjebak di bawah penguasa tiran negerinya.
Tapi setelah penderitaan panjang, akhirnya rakyat menyadari buruknya penguasa tiran sehingga secara rahasia bergerak membangun barisan arus balik keluar dari kekuasaan tiran. Rakyat Eropa Timur pun akhirnya berhasil menumbangkan penguasa tiran yang telah empat dekade mencengkeram negeri mereka.
Sejarah adalah guru yang bijaksana. Warga suatu negeri dituntut untuk selalu belajar dari sejarah agar tidak tertindas kekuasaan tiran justru akibat pilihan sendiri. ***
Cerita kekuasaan tiran itu berasal dari sejarah Yunani kuno, sebelum lahir putra-putra terbaik negerinya, seperti Solon, Socrates, Plato, Aristoteles, dan lainnya yang menghasilkan pemikiran tentang demokrasi yang berkembang hingga kini.
Namun, sepanjang sejarah selalu saja muncul gagasan atau tindakan peniruan terhadap model tiran, dari bentuk awalnya menjadikan proyek-proyek fisik sebagai legitimasi kekuasaan untuk kemudian kekuasaannya menjadi tiran yang menempatkan dirinya di atas hukum, tak peduli dan tak mau menaati hukum karena merasa dirinya adalah hukum. Untuk mencapai ke tingkat tiran seperti itu, sering penguasa menggalang dukungan dari barisan "prajurit bayaran" dari luar struktur pemerintahan dengan menghimpun kekuatan-kekuatan masyarakat yang memiliki sikap cenderung fasis. Banyak contoh legendaris tentang penguasa tiran yang mengeksploitasi barisan pendukung fasis, dari Mussolini, Hitler, sampai para penguasa komunis Eropa Timur dengan barisan intel pengaman kekuasaan yang sadis.
Sepanjang perjalanan sejarah, sering rakyat suatu negeri secara tidak sadar terjerumus ke bawah penguasa tiran, akibat tak mampu melawan arus besar perubahan yang dibawa elite negerinya ke arah tersebut. Itu yang terjadi pada rakyat Italia, Jerman, dan Eropa Timur sebelum terjebak di bawah penguasa tiran negerinya.
Tapi setelah penderitaan panjang, akhirnya rakyat menyadari buruknya penguasa tiran sehingga secara rahasia bergerak membangun barisan arus balik keluar dari kekuasaan tiran. Rakyat Eropa Timur pun akhirnya berhasil menumbangkan penguasa tiran yang telah empat dekade mencengkeram negeri mereka.
Sejarah adalah guru yang bijaksana. Warga suatu negeri dituntut untuk selalu belajar dari sejarah agar tidak tertindas kekuasaan tiran justru akibat pilihan sendiri. ***
0 komentar:
Posting Komentar