Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pony Ma Ubah Tiongkok dari Peniru Jadi Penemu!

MA Huateng, bos Tencent Group, yang akrab disapa Pony Ma, menurut Forbes pada Agustus 2017 lalu menjadi orang terkaya di Tiongkok sekaligus Asia dengan kekayaan 37 miliar dolar AS. Ia melampaui Jack Ma, bos Alibaba Group, dengan kekayaan 36,4 miliar dolar AS.
Pony Ma mendirikan usahanya 19 tahun lalu di Shenzhen bersama tiga teman kuliahnya. Produk pertama mereka mengkloning aplikasi instant messaging asal Israel, disesuaikan dengan pasar Tiongkok. Dari situ Tencent mendapat label negatif, yakni pembajak.
Begitu masifnya citra pembajak itu, sampai-sampai para entrepreneur Tiongkok ketakutan. Mereka takut kalau membuat produk bagus, Tencent bisa langsung menirunya dengan mudah dan mengintegrasikan ke ekosistem mereka.
Itu sampai 2011, saat mereka berhasil menciptakan sendiri aplikasi Weixin atau WeChat. Tencent melakukan rebranding dengan meluncurkan produk barunya, seiring dengan booming penjualan ponsel Tiongkok.
Pada 2012, pengguna aplikasinya sudah tembus 100 juta, kemudian tumbuh tiga kali lipat setahun. Layanan pesan singkat QQ dan aneka game buatan Tencent penjualannya meroket, empat dari lima game yang paling diminati dunia asal Tiongkok.
Bersamaan dengan dominasi game buatan Tencent di pasar dunia, aplikasi QQ dan WeChat kini melayani lebih dua per tiga warga Tiongkok. Tepatnya, 938 juta pengguna aktif 1,7 miliar jam per hari, atau rata-rata hampir dua jam sehari setiap orang menggunakan aplikasi QQ dan WeChat. (Okezone, 5/9/2017)
Tencent kini dikenal sebagai raksasa game online global. Dan dengan pengguna yang demikian besarnya, aplikasi WeChat telah mengubah lanskap kehidupan sehari-hari di Tiongkok. Dengan itu pula, Pony Ma telah mengubah pandangan atas Tiongkok dari peniru menjadi penemu.
WeChat produk inovatif multifungsi menunjang kegiatan sehari-hari lewat daring, mengirim teks, gambar, aneka berkas, hingga belanja dan pembayaran online, memesan tiket pesawat, transportasi online, hingga memilih kursi di bioskop. (Tirto.id, 24/8/2017)
Menurut guru besar Universitas Peking, Jeffrey Towson, Tencent memang tidak setenar Facebook atau PayPal, tetapi laju perkembangannya termasuk yang paling pesat hingga 2—3 tahun ke depan. Tiga aspek yang dipenuhi Tencent untuk sukses, kata Towson, koordinasi manajemen, kecepatan internet Tiongkok, serta perkembangan pasar dan konsumen.
The Economist bahkan menyebut Tencent berhasil menciptakan model bisnis yang lebih baik dibanding rekan-rekannya di Barat. ***

0 komentar: