Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tiongkok Menerapkan Sanksi AS!

DI tengah kecaman dunia terhadap Korea Utara (Korut) yang tak mau menghentikan percobaan nuklirnya, Tiongkok menerapkan sanksi Amerika Serikat memutus sumber dana nuklirnya. Setelah bank-bank besar Tiongkok menghentikan transaksi dengan warga Korut awal bulan ini, Pemerintah Tiongkok membatasi pasokan bahan bakar minyak dan pembelian tekstil mulai 1 Oktober 2017.
Selain itu, menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok, juga dilakukan pembatasan pasokan gas alam cair yang langsung diterapkan. Sanksi Tiongkok ini diprediksi akan semakin mencederai ekonomi Korut, karena memperberat berbagai sanksi PBB yang diterapkan negara-negara Barat.
Bagi Korut, Tiongkok merupakan mitra dagang terpenting dan sumber pendapatan utama. Pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak, Korut mengandalkan kiriman dari Tiongkok. Penghentian pembelian tekstil yang merupakan ekspor terbesar kedua Korut akan merugikan Pyongyang lebih dari 700 juta dolar AS atau Rp9,3 triliun per tahun (Kompas.com, 24/9/2017).
Semula di sidang Dewan Keamanan PBB, juru bicara Tiongkok dan Rusia cenderung membela Korut. Kedua negara menolak usulan penghentian ekspor minyak ke Korut. Tapi, dengan sikap lunak kedua negara pemilik hak veto itu, rupanya Korut ngelunjak dengan melanjutkan percobaan nuklirnya bulan ini. Kedua negara superpower itu pun belakangan mengubah sikap lunaknya dan sepakat melakukan pembatasan.
Pernyataan Pemerintah Tiongkok membatasi pasokan migas dan pembelian tekstil Korut itu menyusul pengumuman sanksi-sanksi baru Presiden AS Donald Trump terhadap individu dan perusahaan yang menjalin usaha dengan Korut, Kamis (21/9/2017). Usaha memutus sumber dana bagi Korut mengembangkan senjata paling mematikan yang pernah dikenal manusia itu menyasar industri tekstil, perikanan, teknologi informasi, dan manufaktur.
Dalam pidato di Sidang Umum PBB, Selasa (19/9/2017), Presiden Trump berjanji untuk menghancurkan secara total Korut jika negara itu mengancam AS dan sekutunya. "Jika terpaksa, harus membela diri atau sekutu-sekutunya, AS tidak mempunyai pilihan lain kecuali menghancurkan Korea Utara secara menyeluruh," tegas Presiden Trump. Ia juga mengejek pemimpin Korut Kim Jong Un dengan menyebutnya sebagai "pria roket sedang menjalankan misi bunuh diri."
Namun, Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho menyamakan pidato Presiden AS bagai gonggongan anjing. Dikatakannya, "Ada pepatah yang menyatakan, biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu." ***

0 komentar: