TOL Trans-Jawa sepanjang 901,03 kilometer (km) dari Merak hingga Grati (Probolinggo) telah tersambung setelah Kamis (20/12/2018) lima ruas terakhir diresmikan Presiden Jokowi. Dengan besok Sabtu (22/12/2018) Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni—Terbanggibesar juga diresmikan, JTTS—Trans-Jawa mulai besok tersambung. Lima ruas Tol Trans-Jawa diresmikan kemarin, Pemalang—Batang, Batang—Semarang, Salatiga—Boyolali—Kartasura, Wilangan (Nganjuk)—Kertosono, dan Pasuruan—Probolinggo (Grati). Bagi mobil pribadi dari Terbanggi—Bakauheni untuk menyeberang ke Merak disarankan lewat Dermaga Eksekutif yang dilayani feri khusus dengan waktu tempuh Bakau—Merak sekitar satu jam. JTTS Bakauheni—Terbanggibesar bukan tol pertama di Sumatera. Jalan tol pertama di Sumatera Belmera (Belawan—Medan—Tanjung Morawa) sepanjang 34 km, dioperasikan 1986. Tol Binjai—Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi beroperasi mulai mudik Lebaran 2017, dan Palindra (Palembang—Indralaya) mulai mudik 2018. Tol rangkaian JTTS Banda Aceh—Sigli dan Dumai—Pekanbaru sedang dikerjakan. Tol lain di luar Jawa ada Tol Makassar, Panakkukang, Pelabuhan Soekarno-Hatta, Bandara Hasanuddin beroperasi sejak 2008. Sementara Tol Manado—Bitung sepanjang 39,9 km sedang dalam pengerjaan, ditargetkan selesai 2019. Juga, Tol Balikpapan—Samarinda sepanjang 99,35 km diresmikan April 2019. Lalu tol Bandara Ngurah Rai—Benoa—Nusa Dua, Bali beroperasi sejak 2013. Tol pertama di Indonesia adalah Jagorawi (Jakarta—Bogor—Ciawi) dibangun mulai 1973, diresmikan 9 Maret 1978. Jagorawi kini diperpanjang Bocimi (Bogor—Ciawi—Sukabumi) ruas pertamanya diresmikan bulan lalu. Tersambungnya tol Trans-Jawa dan berbagai ruas tol luar Jawa banyak yang beroperasi, akan mendukung pertumbuhan ekonomi ke masa depan. Tiongkok contohnya, sebelum mencapai pertumbuhan di atas 10% sepanjang dua dekade dan kini menjadi ekonomi terbesar kedua dunia setelah AS, didahului dengan membangun jalan tol di seantero Negeri Tirai Bambu sepanjang 60 ribu km. Jalan tol memperlancar logistik, mendorong pusat-pusat ekonomi baru tumbuh. Untuk Indonesia, penurunan biaya logistik dari sebelumnya tergolong paling mahal di dunia, jelas merupakan prioritas untuk meningkatkan daya saing global. Dengan konektivitas antardaerah dan wilayah yang baik, mobilitas sosial dalam arti luas juga diperlancar. Ini membuat hubungan sosial dalam masyarakat lebih harmonis. Contohnya, mudik lancar jadi kenangan indah.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar