HASIL riset International Institute for Management Development (IMD) mencatat Singapura dan Malaysia sebagai dua negara dengan talenta pekerja terbaik di ASEAN. Riset menggunakan data dan tanggapan dari survei tahunan mereka kepada 6.000 eksekutif perusahaan. Dalam riset kali ini, IMD menilai 63 negara atas pendidikan, pelatihan di tempat kerja, keterampilan berbahasa, biaya hidup, kualitas hidup, pengupahan, serta tarif pajak. Singapura di peringkat 13 dan Malaysia 22. Kemudian, Thailand 42, Indonesia peringkat 45 (naik dua tingkat dari tahun lalu), dan Filipina 55. Posisi teratas negara dengan talenta pekerja terbaik diduduki Swiss, Denmark, dan Norwegia. Sementara peringkat terakhir diduduki Venezuela. Singapura unggul dalam mengumpulkan talenta internasional untuk bekerja di negaranya. Sementara Malaysia berinvestasi dalam pendidikan untuk mengembangkan tenaga kerja terampil di negaranya. (Kompas.com 22/11/2018) Keunggulan talenta pekerja Singapura dan Malaysia dimulai dari pendidikan karena memiliki 7 teratas dari 10 universitas terbaik di ASEAN, menurut QS Universiaty Ranking, dikuasai Singapura dan Malaysia. Sementara Universitas Indonesia di peringkat 9. Urutannya Nanational Univ Of Singapore peringkat satu,, Nanyang Technological Iniv (2), Univ Malaya (3), Univ Kebangsaan Malaysia (4), dan posisi kelima Univ Putra Malaysia. Kemudian, Univ Sains Malaysia (6), Univ Teknologi Malaysia (7), Chilalongkorn Univ Thailand (8), Universitas Indonesia (9), dan Univ Brunei Darussalam (10). Sementara ITB di peringkat 11, UGM (14), Unpad (25), IPB (26), dan seterusnya. (Kompas.com, 22/6/2018) Singapura memanfaatkan talenta pekerja asing sebagai sparing memajukan anak negerinya dengan memasukkan banyak perusahaan asing ke negerinya. Investasi asing langsung/Foreign Direct Investment (FDI) Singapura menurut Ceicdata mencapai 17,7% dari PMTB dalam PDB, lebih tinggi dari Malaysia 13,4%. Sementara Indonesia kecil, baru 5%. Dengan elaborasi talenta asing dan anak negeri itu, menurut data BPS terakhir, FDI Singapura terbesar di Indonesia. Indonesia dengan pengangguran terbuka 7,01 juta dan angkatan kerja baru 3 juta jiwa per tahun, bisa meniru Singapura meningkatkan pemanfaatan FDI untuk mengatasinya. Penggalangan FDI perlu digesa, agar hasil pembenahan SMK yang dilakukan Jokowi pada 2019 ada lapangan kerja baru penampungnya. Tanpa perluasan FDI, selama ini terbukti pengurangan jumlah pengangguran lamban. Padahal dengan perluasan FDI, anak negeri menjadi gagah bekerja di perusahaan asing. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Minggu, 02 Desember 2018
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar