SETELAH nasib buruk mendera petani singkong Lampung nyaris satu dekade, hingga pada September 2016 Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mengirim surat ke Presiden Jokowi saat harga singkong Rp500/kg, tahun 2018 menjadi masa petani menarik napas agak lega, harga singkong membaik. Harga tertinggi tercapai pada September, Rp1.850/kg. Angin baik harga singkong mulai berhembus Januari 2018, melampaui harga psikologis Rp1.000/kg. Pada 14 Januari 2018, di Mesuji harga singkong di lapak Rp1.100/kg, dan di pabrik Rp1.250/kg. (Lampungpro, 15/1/2018). Harga singkong terus naik. Dan menjelang Lebaran Idulfitri, akhir Mei 2018, melampaui angka psikologis Rp1.500, mencapai angka Rp1.680/kg di Desa Baru Raharja, Kecamatan Sungkai Utara, Lampung Utara. (Kupastuntas, 29/5/2018). Tak hanya sampai di situ, masih di Lampung Utara, di lapak Bayu Wonogiri, Kelapatujuh, Kotabumi, pada awal September singkong dibayar Rp1.850/kg. Juga di lapak Marwoto, Prokimal, Kotabumi Utara, harga singkong mencapai Rp1.850/kg. (Lampost.co, 3/9/2018) Sementara itu, Antaranews.com (15/9/2018) melaporkan dari Lampung Timur, hari itu harga singkong di Desa Bandaragung, Kecamatan Bandarsribawono, turun menjadi Rp1.850/kg dari sebelumnya sempat mencapai Rp2.050/kg. Sampai bulan terakhir, harga singkong di Lampung bergerak di kisaran itu. Meningkatnya harga singkong di Lampung sepanjang 2018 ini mungkin penyebabnya bisa dilihat pada data Kementerian Pertanian, luas tanaman singkong nasional pada 2018 turun drastis menjadi tersisa hanya 772 ribu hektare. Sebelumnya, pada 2016 luas tanaman singkong nasional mencapai 1,026 juta hektare, yang pada 2017 turun menjadi 882 ribu hektare. Produksi singkong juga turut menyusut dari 20 juta ton pada 2016, menjadi 19 juta ton pada 2017, dan diperkirakan turun lebih 10% lagi pada 2018. (Kontan.co.id, 19/12/2018) Produksi singkong Lampung selama ini sekitar 30% dari produksi nasional. Namun dengan penyusutan jumlah lahan singkong nasional, persentase produksi singkong Lampung di tingkat nasional bisa naik. Sebab, luas tanaman singkong di Lampung justru terus meningkat. Contohnya di Lampung Utara, dari 2011 luas tanaman singkong 30 ribu hektare, pada 2017 telah menjadi 75 ribu hektare. Di Lampung, singkong menjadi alternatif pengalihan lahan petani dari tanaman lain, seperti lada. Di Lampung Utara, pada 2011 tanaman lada seluas 19.177 hektare. Pada 2017 lada tinggal 10.829 hektare, selisihnya dialihkan ke singkong.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar