KELOMPOK kriminal bersenjata (KKB) membunuh 31 buruh proyek trans-Papua di Nduga, awal Desember 2018. Para karyawan PT Istaka Karya (BUMN) itu sedang membangun jembatan, dijemput sekitar 50 orang bersenjata, dibawa ke bukit dan dibantai. Jimmi Aritonang, karyawan Istaka Karya yang berhasil meloloskan diri berkisah, 1 Desember itu mereka libur karena ada upacara HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNOPM). KKB melakukan upacara bakar batu menyertakan masyarakat. Kapendam XVII Kolonel Inf Muhamad Aidi menceritakan ini kepada Kompas.com (6/12/2018) menyebut, KKB ke kamp Istaka pukul 15.00 WIT, 25 karyawan di kamp digiring ke kali. Esoknya, 2 Desember, KKB membawa mereka ke puncak bukit, disuruh berbaris jalan jongkok lalu ditembaki. Sebagian pekerja tertembak mati, sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah. Setelah KKB pergi, 11 pekerja yang pura-pura mati bangkit untuk melarikan diri. Malang, mereka terlihat oleh KKB dan dikejar. Lima orang tertangkap dibunuh KKB, 6 orang lari ke arah Mbua. Dua orang belum ditemukan, 4 lainnya termasuk Jimmi selamat diamankan anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua. Pada 3 Desember, pukul 05.00 WIT, Pos TNI Yonif 755/Yalet diserang KKB bersenjata standar militer campuran panah dan tombak. "Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali lemparan batu ke pos sehingga seorang anggota Yonif 755, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia," tutur Aidi. Anggota pos membalas tembakan dan terjadi kontak tembak dari jam 05.00 hingga 21.00 WIT. Karena kondisi tidak berimbang dan medan tak menguntungkan, 4 Desember, pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan mundur mencari medan perlindungan. Pukul 07.00 WIT, Satgab TNI-Polri berhasil menduduki Mbua, melakukan penyelamatan dan evakuasi korban. Demikian gawatnya situasi lapangan. Mereka bukan lagi KKB seperti nama buat kelompok begal. Tetapi, mereka pemberontak sparatis yang jelas dan nyata merupakan musuh NKRI. Jadi, kewajiban TNI-Polri untuk membasmi sampai ke akar-akarnya. Gerakan mereka akan makin ganas ketika Papua makin maju karena gerakan mereka kehilangan relevansi. Pembangunan trans-Papua dan berbagai kebijakan pusat seperti BBM satu harga, mulai mewujudkan kemajuan Papua. Pada kuartal II 2018, menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Papua 18,18%, jauh di atas pertumbuhan nasional 5,27%. Untuk itu, TNI-Polri harus tegas membersihkan gangguan terhadap rakyat Papua. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar