DATA Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2014 jumlah angkatan kerja di Indonesia sebanyak 121,90 juta orang, pada Agustus 2018 menjadi 131,01 juta orang. Berarti dalam empat tahun pemerintahan Jokowi-JK ada 9,11 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja. Pada periode sama pengangguran terbuka turun dari 5,94% menjadi 5,34% dari jumlah angkatan kerja. Dengan rangkaian data tersebut bisa diasumsikan bahwa 9,11 juta angkatan kerja baru itu aman telah terserap lapangan kerja yang tercipta. Bahkan, pengangguran juga ikut terserap lapangan kerja sehingga persentase maupun jumlah absolut pengangguran terus turun. Data BPS tentang angkatan kerja baru dan pengangguran itu layak menjadi perhatian jika bicara tentang usaha penciptaan lapangan kerja. Masalahnya, penciptaan lapangan kerja tidaklah mudah, sedangkan pertambahan angkatan kerja baru bersifat alamiah bawaan peningkatan populasi yang jumlahnya amat besar. Contohnya dari Agustus 2017 ke Agustus 2018, angkatan kerja baru yang hadir dan harus disiapkan lapangan kerjanya sebanyak 2,95 juta orang. Dalam periode itu jumlah yang terserap lapangan kerja sebanyak 2,99 juta orang. Dengan demikian, selain angkatan kerja baru yang hadir dalam periode itu sebesar 2,95 juta orang terserap lapangan kerja, juga penganggur sebanyak 40 ribu terserap sehingga jumlah pengangguran yang sebelumnya 7,04 juta menjadi genap 7 juta orang atau 5,34%. Untuk itu, keberhasilan semua pihak terkait yang bekerja keras menciptakan lapangan kerja baru dalam menyerap angkatan kerja baru dan pengangguran ke dunia kerja, pantas dihargai. Diharapkan, seburuk apa pun tantangan yang dihadapi ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global dan perang dagang, tahun 2019 ini semua angkatan kerja baru yang menyentuh angka tiga juta jiwa semuanya bisa terserap lapangan kerja. Juga, jumlah pengangguran terus berkurang dari angka 7 juta orang. Dengan tahun 2019 ini diharapkan angkatan kerja baru dan pengangguran yang terserap lapangan kerja sekitar 3 juta orang, jumlah lapangan kerja yang tercipta selama lima tahun pemerintahan Jokowi-JK 2014—2019 mencapai lebih 12 juta. Namun, pada tahun politik 2019 ini, diharapkan dalam persaingan meraih kekuasaan para politisi bisa menjaga irama kehidupan ekonomi tetap kondusif. Pasalnya, ekonomi amat rentan terhadap imbas guncangan politik, sehingga bisa mengurangi kemampuan ekonomi menyerap angkatan kerja baru dan pengangguran. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar