PERTUMBUHAN ekonomi kawasan Asia Tenggara (ASEAN) 2018 merosot hingga level 4,8% dari 5,1% pada 2017, akibat beberapa negara di kawasan itu terpukul imbas perang dagang AS-RRT, selain sandungan faktor domestik dan nilai tukar. Itu data yang dihimpun Bank Pembangunan Asia (ADB) atas pertumbuhan ekonomi lima negara utama ASEAN; Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Sementara dikutip Kompas.com dari Nikkei Asian Review (21/2/2019) menilai, kondisi tersebut bisa terus memberatkan ekonomi kawasan ASEAN secara keseluruhan pada 2019. Pertumbuhan ekonomi Singapura untuk pertama kali anjlok dalam tiga tahun terakhir menjadi 3,2% pada 2018 dari 3,9% pada 2017. Pertumbuhan sektor manufaktur Singapura merosot jadi 7,4% dan sektor perdagangan anjlok dari 1,9% menjadi 1,5%. Ini indikasi pertumbuhan ekonomi Singapura yang bergantung pada perdagangan terdampak perang dagang. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Filipina merosot dari 6,7% pada 2017 menjadi 6,2%. Pelemahan pertumbuhan ekonomi disebabkan anjloknya konsumsi akibat inflasi meningkat. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Malaysia terdampak faktor domestik. Pertumbuhan ekonomi negeri jiran ini merosot dari 5,9% pada 2017 menjadi 4,7% pada 2018. Salah satunya karena beberapa proyek restrukturisasi fiskal pemerintah ditunda. Dikutip dari The Star Online (Kompas.com, 14/2/2019), Gubernur Bank Negara Malaysia Datuk Nor Shamsiah M. Yunus mengatakan di sisi permintaan pertumbuhan terus didorong sektor swasta. "Di sisi penawaran, sektor jasa dan manufaktur tetap menjadi pendorong penting pertumbuhan," ujarnya dalam konferensi pers. Di balik pelemahan pertumbuhan ekonomi negara-negara sekawasan itu, Indonesia dan Thailand mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2018 dibanding tahun sebelumnya. Indonesia dan Thailand merupakan ekonomi terbesar pertama dan kedua di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,17% pada 2018 dibandingkan 5,07% pada 2017. Faktor pendorong pertumbuhan adalah meningkatnya konsumsi swasta, salah satunya didorong penyelenggaraan event-event internasional seperti Asian Games dan Annual Meeting IMF dan Bank Dunia. Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi 4,1% pada 2018 dibanding dengan 3,9% pada 2017. Pendorong pertumbuhan ekonomi Thailand adalah pariwisata dan ekspor. Meski ekonomi ASEAN secara umum terpukul imbas perang dagang AS-RRT, secara khusus kinerja ekonomi Indonesia tampak menjadi yang terbaik.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
1 komentar:
Memang ekonimi lagi jeblok rakyat mau cari duit aja mulai susah daya beli masurakat lemah perputaran di rakyat tidak memang lagi krisis. Ekonomi lagi kacau. Rakyat banyak beban yg di keluarkan untuk bulanan sedangkannpenghasilan tdk ada.
Posting Komentar