BERBAGAI upaya ditempuh pemerintah untuk mengatasi anjloknya harga karet, komoditas sumber penghidupan jutaan keluarga petani. Setelah pemerintah memastikan penggunaan karet untuk campuran aspal, demi menaikkan harga karet pemerintah Indonesia, Thailand, dan Malaysia sepakat membatasi ekspor karet, menurunkan 200 ribu hingga 300 ribu ton. Ketiga negara merupakan penyuplai 70% karet dunia, sejak 12 Desember 2001 bergabung dalam Dewan Tripartit Karet Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC), dalam pertemuan di Thailand, Jumat (22/2), menyepakati pembatasan ekspor karet. Pertemuan itu dihadiri Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Grisada Boonrach, Menteri Utama Perindustrian Malaysia Teresa Kok, dan Menko Perekonomian RI Darmin Nasution. (Kompas, 25/2) Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia Lukman Zakaria mengatakan tahun ini harga karet di tingkat petani Rp5.000—Rp6.000 per kg. Harga anjlok dari tahun lalu Rp7.000 per kg. Dengan berbagai upaya pemerintah dan ITRC itu, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Azis Pane berharap harga karet membaik ke tingkat memadai bagi penghidupan petani. "Kalau tren harga karet internasional meningkat, harga karet di petani dapat di atas Rp10 ribu per kg," ujar Pane. Untuk itu, Azis Pane mengapresiasi keputusan tiga negara yang kompak membatasi ekspor. "Hal ini membuktikan permasalahan harga karet internasional mesti melalui diplomasi ketiga negara dalam ITRC," kata Azis Pane. Azis menilai keputusan Indonesia, Thailand, dan Malaysia untuk membatasi ekspor menimbulkan sentimen positif di pasar internasional. Berdasarkan pemantauannya, setelah keputusan ITRC terbit, harga karet dunia meningkat dari 1,41 dolar AS per kg (Rp19.740 dengan kurs Rp14 ribu/dolar AS) menjadi 1,57 dolar AS/kg (Rp21.980). Dari situ terlihat jauhnya disparitas harga karet di petani dan pasar internasional, petani hanya menerima Rp5.000 per kg dari harga internasional sekitar Rp20 ribu per kg. Untuk itu, terlihat adanya peluang menaikkan pendapatan petani dengan memperdekat harga di petani dan pasar dunia. Itu bisa dilakukan lewat penyuluhan pada petani tentang kualitas produksi karet. Harga karet di pasar internasional itu untuk produksi dengan kadar karet kering (KKK) 100%. Untuk meningkatkan harga karet di petani, tentu dengan meningkatkan kualitas produksinya. Misalnya, memberi bantuan gilingan karet manual hingga petani bisa menghasilkan karet selendang yang kering.***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar