STUDI International Union for Conservation of Nature (IUCN) membuktikan penggunaan lahan sawit 9 kali lebih efisien dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya, kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Hasil studi itu telah diserahkan ke Kementerian Koordinator Perekonomian. "Fakta berbasis ilmiah seperti ini sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada publik, terkait pengembangan kelapa sawit di Indonesia," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution. Terlebih, industri kelapa sawit terus mendapatkan tantangan, bukan hanya dari luar, melainkan juga utamanya di Indonesia. Kepala Satgas Kelapa Sawit IUCN Erik Meijaard menyatakan dampak pembukaan kebun sawit memang bisa merusak keanekaragaman hayati. Namun bila minyak sawit dilarang atau diboikot, akan lebih banyak lahan yang digunakan oleh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Wilayah tropis di Afrika dan Amerika Selatan merupakan daerah potensial untuk penyebaran sawit. Namun wilayah tersebut sangat kaya akan keanekaragaman hewani, habitat bagi 54% spesies mamalia dan 64% burung yang terancam punah. Ekosistem hutan tropis dan savana di Amerika Selatan dan Afrika akan terancam bila sawit digantikan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. "Kelapa sawit akan tetap dibutuhkan dan kita perlu segera mengambil langkah untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan," ujar Meijaard. "Dan memastikan semua pihak, pemerintah, produsen dan rantai pasok, menghargai komitmen mereka terhadap keberlanjutan." (Kompas.com, 4/2/2019) Pada 2050, kebutuhan minyak nabati dunia diperkirakan 310 juta ton. Saat ini minyak sawit berkontribusi 35% dengan konsumsi terbesar di India, RRT, dan Indonesia. Alokasi lahan untuk menunjang kehidupan di Indonesia seluas 66 juta hektare, 33% dari luas daratan Indonesia. Seluas 14 juta hektare untuk perkebunan sawit, diikuti 7,1 juta hektare lahan untuk sawah. Luas lahan empat komoditas penghasil minyak nabati dunia (kedelai, sawit, rapeseed, dan bunga matahari) 200,5 juta hektare pada 2016. Kedelai 121 juta hektare atau 61% dari seluruh lahan, tapi hanya menghasilkan minyak 53 juta ton, atau sepertiga dari produksi minyak nabati dunia. Sedang sawit hanya seluas 20 juta hektare, menghasilkan minyak 65 juta ton, 40% dari produksi minyak nabati dunia. Keefisienan sawit 9 kali lipat terlihat pada produksi per hektare per tahun: sawit 4,27 ton, rapeseed 0,69 ton, bunga matahari 0,52 ton, kedelai 0,45 ton. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar