Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

86% Infeksi Covid-19 tak Terdeteksi!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 21-03-2020
86% Infeksi Covid-19 tak Terdeteksi!
H. Bambang Eka Wijaya

STUDI terbaru mengungkap temuan para ahli, sekitar 86% orang yang terinfeksi SARS-Cov-2 (Covid-19) tak terdeteksi. Hal itu menurut jurnal Science (16/3/2020) memicu penyebaran wabah makin cepat. Sampai hari itu, Pandemi Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 160 negara dan menginfeksi lebih dari 189.000.
Sementara itu, Live Science melansir Rabu (18/3/2020), orang dengan Covid-19 yang tidak terdiagnosis kemungkinan karena mereka tidak merasa sakit.
Studi menemukan, para pasien yang tak terdiagnosis justru menjadi sumber penyebaran terhadap dua per tiga dari kasus Covid-19 yang tercatat di Tiongkok pada minggu-minggu awal kemunculan wabah. Enam dari tujub kasus positif Covid-19 tak teridentifikasi di Tiongkok sebelum ada aturan isolasi negara.
"Infeksi yang menyerang tidak diketahui (tidak memiliki gejala) sehingga mendorong penyebaran wabah," kata rekan penulis studi Jeffrey Shaman dari Columbia University. (Kompas.com, 18/3/2020)
"Sebagian besar infeksi dalam fase ringan  hanya sedikit gejala yang muncul, bahkan tidak ada. Banyak orang tidak sadar telah terinfeksi SAR-Cov-2, kebanyakan mengira hanya flu ringan," ujar Shaman.
Infeksi yang tidak teridentifikasi ini disebabkan oleh orang yang positif Covid-19 tidak batuk dan bersin, apalagi demam.
Menurut para peneliti, fenomena "hantu" ini bisa menularkan penyakit lebih parah untuk orang lain.
Studi yang dilakukan dengan pemodelan komputer ini melacak infeksi sebelum dan sesudah penerapan lockdown di kota Wuhan, Tiongkok.
Para peneliti mengembangkan model komputer untuk mensimulasikan penyebaran SARS-Cov-2, virus yang menyebabkan Covid-19, di antara 375 kota di Tiongkok, termasuk Wuhan, di mana wabah dimulai.
Untuk model mereka menggabungkan data tentang infeksi yang dilaporkan dengan informasi tentang pergerakan orang (didapat dari data ponsel).
Ahli memperkirakan, sebelum Wuhan ditutup atau lockdown pada 23 Januari 2020, sekitar 86% dari semua infeksi tidak terdeteksi.
Dengan kata lain, untuk setiap kasus Cobid-19 yang dikonfirmasi, ada enam kasus yang tidak terdeteksi, menurut The Washington Post. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi ini bertanggung jawab atas sebagian besar penyakit yang menyebar sebelum lockdown, kata para peneliti.
Temuan ini punya implikasi untuk penyebaran Covid-19 di seluruh dunia, karena banyak negara tertinggal dalam pengujian untuk penyakit ini. Indonesia baru heboh setelah tingkat kematian Covid-19 di peringkat dua dunia. ***



0 komentar: