Artikel Halamam 8, Lampung Post Senin 02-03-2020
Blunder Erick Tohir, Telkom Rontok!
H. Bambang Eka Wijaya
ANGGOTA Komisi VI DPR Mufti Anam meminta Menteri BUMN Erick Tohir lebih berhati-hati dalam mengomunikasikan perbaikan ke BUMN yang go public. Akibat Erick sebut kuno model bisnis Telkom (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), kapitalisasi pasar saham TLKM rontok Rp30,7 triliun.
Pada penutupan bursa saham Rabu (26/2), menurut Kontan.co.id saham TLKM turun 80 poin atau 2,23% dan berakhir di level Rp3.510 per saham. Jika dihitung sejak disentil Erick Tohir pada 12 Februari 2020 hingga Rabu (26/2), harga saham TLKM turun 8,1%.
Berarti pada priode itu saham TLKM kehilangan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp30,7 triliun. Pada 12 Februari 2020, saham TLKM memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp378,1 triliun, pada Rabu (26/2) longsor menjadi Rp347,71 triliun.
Sejak disentil Erick, investor asing mulai menjual saham TLKM. Menurut data RTI, asing mencatatkan penjualan bersih saham TLKM senilai Rp99,44 miliar pada perdagangan saham Rabu (26/2) saja.
Sebelumnya, menurut Kompas.com, Erick Tohir mengeritik gaya bisnis Telkom yang dianggapnya belum mengikuti perkembangan zaman. Menurut Erick, pendapatan dan dividen Telkom mayoritas disokong oleh anak usahanya yang bergerak di bisnis seluler, yakni PT Telkomsel.
Erick mengungkapkan, selama ini Telkomsel menopang sekitar 70% pendapatan TLKM. Besarnya ketergantungan TLKM terhadap Telkomsel itulah yang dipertanyakan Erick.
"Mendingan enggak ada Telkom. Langsung saja Telkomsel ke BUMN. Dividennya jelas," ujar Erick.
Menurut Erick seharusnya saat ini Telkom mulai serius menggarap potensi bisnis di ranah big data. Sebab, bisnis tersebut kini masih dikuasai oleh perusahaan asing.
Sementara itu, anggota DPR Mufti Anam menyatakan ia salut gebrakan Erick Tohir, akan tetapi juga harus sensitif pasar, serta pola komunikasinya diperbaiki.
"Misalnya, soal heboh Telkom kemarin. Yang kemudian di pasar itu seolah-olah ada framing bahwa Telkom akan dibubarkan, karena ada kutipan Pak Erick, "Mendingan enggak ada Telkom," ujar Mufti saat rapat kerja dengan Erick Tohir di DPR. (GenPI.co, 21/2)
Menurut Mufti, pernyataan Erick itu direaksi negatif pasar modal. Harga saham Telkom langsung rontok. Padahal di situ ada saham Indonesia 52%.
"Belum lagi dana investor publik seperti Dana Pensiun BUMN yang ditempatkan di saham Telkom. Juga ada investasi ritel rakyat yang menjerit karena harga saham Telkom yang dimilikinya jatuh," tegas Mufti. Alangkah baik jika perbaikan digenjot di internal BUMN. ***
0 komentar:
Posting Komentar