Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Virus Corona Zoonosis, 1937 Disolasi Ilmuwan!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 29-03-2020
Virus Corona Zoonosis,
1937 Diisolasi Ilmuwan!
H. Bambang Eka Wijaya

VIRUS Corona (CoV) adalah keluarga besar virus zoonisis, yang bisa menular menginfeksi antara hewan dan manusia. Menurut WHO, virus ini menyebabkan penyakit dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-Cov dan SARS-Cov.
Para ilmuwan pertama kali mengisolasi virus Corona pada tahun 1937 ketika menyebabkan penyakit bronchitis menular pada unggas. Pada 1965 Tyrell dan Bynoe menemukan bukti virus Corona pada manusia yang sedang flu biasa, dalam penelitian melalui kultur organ trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan penderita flu tersebut.
Tyrell kemudian memimpin tim ahli virolog meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Termasuk virus infeksi bronchitis, virus hepatitis tikus, dan virus gastroenteritis babi yang bisa ditularkan, yang semuanya secara morfologis menunjukkan sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama Corona ini sejak itu secara resmi diterima sebagai genus virus baru.
Dokter mengenali tujuh jenis virus Corona. Dua di antaranya menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Yakni, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang menginfeksi lewat onta di Saudi Arabia (2012), 'dan Korea Selatan 2015. Kedua, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) yang menjadi pandemi 2002-2003, yang mengunfeksi lebih 8.000 orang di seluruh dunia dan menewaskan hampir 800 orang. Penyebarannya juga berawal dari Tiongkok, yakni Provinsi Guangdong (2002).
Desember 2019 di kota Wuhan, Tiongkok muncul SARS-Cov jenis baru lagi, yang oleh WHO kemudian diberi nama Covid-19. Dua bulan sejak ditemukan, Covid-19 menginfeksi lebih 165 negara di dunia. WHO menetapkan serangan Covid-19 sebagai Pandemi Global.
Setelah asal virus di Wuhan ditelusuri, ternyata beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama, mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal.
Dilansir Merdeka.com (18/3/2020) dari The New York Times, pasar kemudian ditutup dan didesinfeksi, sehingga hampir tidak mungkin untuk menyelidiki hewan mana yang mungkin asal mula virus yang tepat. Kelelawar dianggap sebagai sumber yang memungkinkan, karena telah ber-evolusi untuk hidup berdampingan dengan banyak virus, dan ditemukan sebagai titik awal SARS.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa virus ini memiliki urutan sekuens genetik yang 88% mirip dengan virus Corona dari kelelawar. Hal itu menjadi dugaan sementara dari mana virus Corona muncul. ***




0 komentar: