Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 16-03-2020
Lebih Mumet, UN Diganti Jadi AKM!
H. Bambang Eka Wijaya
KELEGAAN dihapusnya Ujian Nasional (UN) usai. Ternyata UN bukannya dihapus, tapi diganti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang bisa lebih mumet. Soal-soalnya menuntut jawaban solutif berbentuk esai maupun nalar matematis, bukan jawaban standar seperti UN.
AKM merupakan gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim. "Tahun 2021 UN akan diganti menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter," papar Nadiem.
Menurut Nadiem, AKM dapat menjadi penilaian yang lebih komprehensif untuk mengukur kemampuan minimal siswa. AKM akan berisi materi yang meliputi tes kemampuan literasi, numerasi dan pendidikan karakter.
Plt Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno memperjelas, soal AKM akan sangat berbeda dengan soal UN sehingga siswa maupun guru perlu lebih menyiapkan diri.
"Di UN jarang dikenal soal (AKM) ini. Jadi kira-kira, soal AKM yang berbeda dengan UN lebih kepada pemahaman," jelas Totok dikutip Kompas.com (12/3/2020).
Menurut Totok, soal numerasi pada AKM bukan lagi soal matematika yang identik dengan angka-angka dan rumus. Melainkan, bagaimana menyelesaikan persoalan dengan nalar matematika.
"Misalnya, persoalan kapan sampah itu bisa terurai agar tidak mencemari lingkungan. Kehidupan sehari-hari akan kita angkat dalam soal supaya anak juga kenal dengan persoalan hidup sekaligus bisa menjawab soal ujian," kata Totok.
Contoh soal numerasi yang disajikan Kemendikbud terbagi atas beberapa level, yakni level Pemahaman Konsep, level Aplikasi Konsep, dan level Penalaran Konsep. Sedangkan literasi terbagi atas level Mencari Informasi dalam Teks, level Memahami Teks, dan level Mengavaluasi dan Merefleksi Teks.
Contoh-contoh soal AKM tersebut kini sudah cukup banyak diunggah di YouTube, mulai dati simulasi AKM untuk Guru, Soal Numerasi, Soal Literasi, dan untuk semua tingkat sekolah.
Kalau rajin dan cermat membolak-balik contoh yang ada, mungkin bisa membantu untuk mempermudah mengikuti dan menghadapi pelaksanaanya kelak. Lebih-lebih dengan bimbingan guru. Juga ada Bimbingan Test Online kalau butuh.
Meski demikian, tetap terasa kurangnya panduan teknis dari kementerian dalam mendorong proses perubahan dalam banyak hal di pendidikan nasional ini. Apalagi, salah satu dimensi penting dalam perubahan tersebut adalah penguatan pendidikan karakter, di lapangan terkesan masih kurang "bunyi". Gemuruh perubahan yang digaungkan pun belum merubah banyak rutinitas di sementara sekolah. ***
0 komentar:
Posting Komentar