"Hal itu tak terlepas dengan orientasi masyarakat global dalam pencapaian prestasi achievement--menurut kamus online, berarti: a great or heroic deed; something accomplished by valor--tindakan yang hebat atau heroik, suatu yang dicapai dengan keberanian! Maka itu, kalau dalam persaingan global yang digerakkan oleh achievement seperti itu kita mau ngapain saja serbaragu, takut risikonya, jelas kian terpuruk dalam persaingan global!"
"Untuk mengatasi defisit karakter itu, tampak potensi yang tersisa untuk memarakkan
kembali!" saran Temin. "Khususnya, potensi yang masih membara dalam perjuangan mahasiswa, memerlukan reinterpretasi justru dari kalangan berkuasa, untuk tak lagi menghadapinya dengan kekerasan hingga seperti kekuasaan penjajah menghabisi pejuang republik! Sebaiknya, simak seksama substansi perjuangan mereka, misalnya kritik pada penyelewengan! Jadi, penyelewengan itu yang harus ditindak, bukan mahasiswa pemrotes penyelewengan yang malah digebuki!"
"Tepatnya, kebenaran dalam menerapkan hukum akan menjadi promotor memarakkan kembali karakter perjuangan Sumpah Pemuda, sekaligus menghindarkan patriotisme kaum muda menjadi anarki karena digelorakan dengan kekerasan oleh penguasa!" tegas Temon.
"Kuncinya, pihak berkuasa menjalankan hukum dengan benar!" Bukan malah melindungi penyeleweng dan pelanggar hukum dengan segala rekayasa, lantas menindas perjuangan moral kaum muda!"
"Jiwa revolusioner yang mengaktualkan karakter berani mengambil risiko dan pantang menyerah itu lazim disebut dengan patriot, tak bisa ditawar-tawar lagi kebutuhannya bagi generasi pembaru dalam menghadapi persaingan era globalisasi!" tegas Temon.
"Jadi, kalau sikap patriot yang revolusioner masa itu dibutuhkan untuk memerangi dan mengusir bangsa asing yang menjajah, sekarang dibutuhkan untuk bersaing sehat--seperti dalam dunia olahraga, agar bangsanya tak terus terbelakang dan menjadi budak asing dalam versi kekinian!"
"Hal itu membuat sikap patriot kekinian juga tak lepas dari sifat revolusioner, sesuai makna revolusioner itu sendiri--gandrung perubahan cepat!" timpal Temin. Generasi pembaru harus bisa memacu perubahan, untuk bisa mengejar ketertinggalan bangsanya dari bangsa-bangsa lain! Untuk mempercepat perubahan itu diperlukan sikap patriot, berani mengambil risiko dan pantang menyerah! Kalau tak berani mengambil risiko, kena gerimis saja masuk angin lantas menyerah, jangan harap mampu menggerakkan perubahan!"
Selanjutnya.....
"Tepatnya, kebenaran dalam menerapkan hukum akan menjadi promotor memarakkan kembali karakter perjuangan Sumpah Pemuda, sekaligus menghindarkan patriotisme kaum muda menjadi anarki karena digelorakan dengan kekerasan oleh penguasa!" tegas Temon.
"Kuncinya, pihak berkuasa menjalankan hukum dengan benar!" Bukan malah melindungi penyeleweng dan pelanggar hukum dengan segala rekayasa, lantas menindas perjuangan moral kaum muda!"
"Jiwa revolusioner yang mengaktualkan karakter berani mengambil risiko dan pantang menyerah itu lazim disebut dengan patriot, tak bisa ditawar-tawar lagi kebutuhannya bagi generasi pembaru dalam menghadapi persaingan era globalisasi!" tegas Temon.
"Jadi, kalau sikap patriot yang revolusioner masa itu dibutuhkan untuk memerangi dan mengusir bangsa asing yang menjajah, sekarang dibutuhkan untuk bersaing sehat--seperti dalam dunia olahraga, agar bangsanya tak terus terbelakang dan menjadi budak asing dalam versi kekinian!"
"Hal itu membuat sikap patriot kekinian juga tak lepas dari sifat revolusioner, sesuai makna revolusioner itu sendiri--gandrung perubahan cepat!" timpal Temin. Generasi pembaru harus bisa memacu perubahan, untuk bisa mengejar ketertinggalan bangsanya dari bangsa-bangsa lain! Untuk mempercepat perubahan itu diperlukan sikap patriot, berani mengambil risiko dan pantang menyerah! Kalau tak berani mengambil risiko, kena gerimis saja masuk angin lantas menyerah, jangan harap mampu menggerakkan perubahan!"