"MUNGKIN Tuhan amat bosan melihat tingkah kita, hingga lagi-lagi bencana menerpa silih--berganti, pertanda tak hentinya Dia menegur kita!" ujar Umar. "Bencana gempa secara ilmiah bisa dijelaskan bukan human error! Tapi justru karena di luar domain manusia, didasari keyakinan tiada sesuatu pun terjadi tanpa izin-Nya, membuktikan teguran itu benar-benar datang dari-Nya!"
"Teguran itu logikanya lebih tertuju pada para pemimpin, pengarah perilaku warga, terutama politisi hasil pilihan rakyat yang jika tingkahnya membosankan Tuhan, bisa mengundang tulah terhadap rakyat yang salah memilihnya!" sambut Amir. "Tapi bagaimana sih tingkah pemimpin? Tak jauh dari pantun ini--Terang bulan terang di kali, buaya timbul disangka mati.
"Bentuk korupsinya seperti kata Lord Acton pula, power tend to corrupt!" timpal Umar. "Itu, bukan cuma korupsi uang dan harta, tapi jauh lebih luas, abuse of power--penyalahgunaan kekuasaan!"
"Maka itu, ketika bencana datang dan datang lagi, setiap kita, pemimpin atau warga biasa, layak introspeksi atas tingkah, perbuatan, atau pilihan kita, yang mungkin tak berkenan bagi-Nya!" tegas Amir. "Introspeksi jauh lebih serius juga dituntut pada pemimpin umat, lebih-lebih yang berkaliber ulama, karena tingkahnya yang membosankan diberi ancaman berat dari-Nya! Itu, sebagaimana sabda Nabi saw. yang disebar Djalaluddin Rahmat lewat SMS pascagempa Jabar--Celaka umatku karena ulah ulama buruknya, yang menjual ilmunya sebagai dagangan kepada penguasa dengan keuntungan untuk diri mereka, Allah hancurkan dagangan mereka--KnzUm 29034."
"Dagangan politisi yang utama justru konstituen--massa pendukungnya! Semakin besar jumlah konstituennya, kian tinggi pula nilai tukar atau transaksionalnya dengan jumlah kursi yang bisa diperoleh dari penguasa!" timpal Umar. "Jika politisi itu ulama pula, tak kepalang ancaman kehancuran yang bisa terjadi ketika tingkahnya sudah amat membosankan Dia!"
"Untuk itu, buat para korban gempa beruntun dari Jawa Barat, Sumatera Barat, Jambi, sampai Bengkulu, kita tundukkan kepala bermohon ke hadirat-Nya, semoga arwah mereka diterima sebaik-baiknya dan diberi tempat sebagaimana dijanjikan pada syuhada--mereka yang mati sahid!" tegas Amir. "Sedang para korban yang tinggal dengan segala deritanya akibat bencana, semoga diberi ketabahan dan kekuatan untuk berbenah guna melanjutkan kehidupan dan ibadahnya!"
"Tak boleh lupa buat para pemimpin, politisi, lebih-lebih yang ulama, untuk introspeksi dan menghentikan segala bentuk tingkah yang membosankan-Nya!" tegas Umar. "Kita cukupkan sudah teguran-teguran keras yang diberikan-Nya! Innalillahi, apa pun itu, semua datang dari-Nya!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Kamis, 01 Oktober 2009
Lagi, Bencana Menegur Tingkah Kita!
Jangan percaya mulut politisi, berani sumpah tak takut korupsi!"
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar