"BUKAN hanya karena mata seluruh warga bangsa sedang tertumpu ke korban bencana gempa! Bukan pula karena rakyat telanjur kecewa pada pelantikan wakilnya di DPR yang supermewah, di tengah mayoritas rakyat sengsara di samudera kemiskinan!" ujar Umar.
"Pelantikan anggota DPR 2009--2014 tak mendapat perhatian rakyat secara memadai, lebih sebagai akibat sejak jauh hari telah diketahui matangnya janji koalisi mayoritas mutlak untuk lebih seia-sekata di parlemen dalam mendukung pemerintah!"
"Dengan begitu bagi rakyat DPR sudah selesai, kembali ke era tukang stempel!" sambut Amir. "Tak ada lagi hal baru apalagi kejutan bisa diharap untuk menggugah rasa ingin tahu mereka! Kalau pun nantinya ada yang sok kritis, ngeyel, meledak-ledak interupsi, tak lebih dari basa-basi!"
"Tanpa kecuali akting antagonis itu diperankan dari kelompok pengibar bendera oposisi! Karena, dengan kalah suara mutlak, segala bentuk kontrol dan kritiknya jarang mencapai sasaran!" timpal Umar.
"Jaminan happy berkat DPR menjadikan dirinya sebagai capsule, melindungi executive dari segala kritik dari luar kelompok berkuasa, apalagi yang mengganggu kenyamanan penguasa!" tegas Amir.
"Jaminan kapsul pelindung dari DPR itu bukan hanya menggoda executive untuk menjadi otoriter. Justru kuatnya tameng penepis segala bentuk kritik dan kontrol itu, dengan sendirinya membuat penguasa menjadi encapsulated authoritarian--otoriter terselubung!"
"Dalam konstelasi politik demikian, fungsi kontrol DPR mandul," timpal Umar. "Sedang fungsi budgeting dan legislasinya lebih berorientasi power building--membangun kekuasaan--usaha memperkuat posisi dan popularitas penguasa! Hubungan penguasa dengan rakyat praktis semata-mata demi kepentingan penguasa, lewat program-program terkait power building!"
"Pengalaman lima tahun terakhir, power building itu hanya memperkuat partai berkuasa! Sedang partai-partai koalisinya, meski kelompok berkuasa, tak menikmati cukup signifikan!" tukas Amir. "Dari hasil Pemilu Legislatif 2004 terlihat, PKB dan PPP malah kehilangan banyak kursi! Jadi, kecuali secuil nikmat buat segelintir elite partainya di kabinet, koalisi membonceng kekuasaan bukan untung, tapi buntung!"
"Itu akibat dalam koalisi berkuasa tak bisa tidak, harus selalu mendukung apa pun kepentingan partai berkuasa!" sambut Umar. "Tanpa kecuali harga mahal harus dibayar, kepentingan massa konstituen partai sendiri justru ditelantarkan!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Jumat, 02 Oktober 2009
'Executive Heavy', Dijamin 'Happy'!
"Pihak mayoritas mutlak pun, bersama pemerintah yang didukung, bisa melenggang santai--anjing menggonggong kafilah lalu! Begitulah konstelasi politik executive heavy, yang harus menjamin executive benar-benar happy!"
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar