"DALAM rapat pertama Kabinet Indonesia Bersatu II, Jumat, selain menyerahkan program 100 hari kepada para anggota kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi pengarahan yang berintikan trilogi Kabinet Indonesia Bersatu II," ujar Umar. "Trilogi sebagai filosofi kerja kabinet itu, pertama, change and continuity--perubahan dan keberlanjutan. Kedua, de-bottlenecking, acceleration, and enhancement--penguraian hambatan, percepatan, dan peningkatan. Ketiga, unity, together we can!--bersatu, bersama kita bisa!" (Kompas, [24-10]).
"Logos pertama, perubahan dan keberlanjutan, bisa dipahami sebagai reorientasi dari program Kabinet Indonesia Bersatu I yang berporoskan perubahan, selain evaluasi sejauh mana program periode awal itu berjalan, harus dicarikan relevansi baru untuk dilanjutkan!" sambut Amir. "Dengan prinsip itu para menteri baru tak bisa sesukanya menyingkirkan program menteri lama kemudian menonjolkan program baru miliknya sendiri! Keberlanjutan dari program yang sudah ada justru menjadi keharusan!"
"Dan itu dilakukan dengan logos kedua!" timpal Umar. "Yakni de-bottlenecks--
"Jadi jelas, dengan trilogi itu tamatlah riwayat ego sektoral departemen, apalagi egoisme pribadi menteri!" tegas Amir. "Mungkin bisa dikatakan, dengan resep ini penyakit lama ego sektoral yang selalu jadi penghambat proses pembangunan telah ditemukan obatnya! Namun, koordinasi lintas sektoral merupakan hal yang tak mudah selama ini, akan menjadi batu ujian apakah trilogi ini mampu menggalang koordinasi--sebagai hal yang nyaris mustahil sebelumnya itu!"
"Untuk mengawasi dan mengendalikan koordinasi itulah dibentuk unit kerja kepresidenan di bawah Kuntoro Mangkusibroto!" timpal Umar. "Reputasi mengordinasikan kegiatan multicomponents and multipurposes di Aceh pascatsunami, diyakini presiden akan mampu menghidupkan koordinasi lintassektoral yang selama ini nyaris mustahil itu!"
"Pokoknya ibarat mobil, semua komponen dan prinsip mekanisme kerja mesin Kabinet Indonesia Bersatu II sudah lengkap!" tegas Amir. "Namun, keefektifan kerja mesin itu untuk bisa berjalan lancar tergantung kapasitas setiap komponennya mengingat mesinnya tersusun dari komponen campuran, dari produk Amerika sampai produk lokal--dirakit bukan berdasar presisi kapasitas mekanis, tapi semata kecocokan kimia politiknya!" n
0 komentar:
Posting Komentar