Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Yupies, 'Young Urban Politician Smart'!

"YUPIES dalam aksen universal young urban professional, di Indonesia yang sukar mencapai status profesional dalam arti eksekutif muda sukses, berubah menjadi young urban politician, tanpa IES--idealist, excellent and smart!" ujar Umar. "Tanpa disadari, Yupies dalam arti lengkap sebagai young urban politician, idealist, excellent and smart--priyayi muda kota yang politisi idealis, unggul dan cerdas--merupakan prototipe kaum muda pejuang kita yang aktif meletakkan dasar kebangsaan Indonesia dari 1908 hingga 1928!"

"Kaum muda sekarang relatif terbatas pada young urban politician--tanpa IES--karena orientasinya menjadi politisi kebanyakan sekadar untuk meraih gaya hidup elite politik yang serba mewah dengan uang rakyat!" sambut Amir. "Gaya hidup CCC young urban professional kelas dunia memberi inspirasi, yakni condo (tempat tinggal serbaluks), car (mobil mewah), dan credit card (belanja dengan uang plastik). Bedanya, jika profesional muda dunia meraih CCC lewat kerja excellent and smart di bursa saham atau eksekutif perusahaan multinasional, young urban politician kita lewat menggaruk uang rakyat di APBD yang dikumpul dari recehan oleh pos-pos retribusi!"

"Maka itu, dalam memperingati 81 tahun Sumpah Pemuda, tak ada salahnya young urban politician kita mengeksplorasi apa itu idealisme, keunggulan dan kecerdasan yang istimewa pada para pelaku sejarah peletak dasar-dasar kebangsaaan Indonesia sepanjang 1908-1928!" tegas Umar. "Idealisme yang masa itu berupa mengutamakan

kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia, kini idealismenya selalu diucapkan dalam sumpah pejabat publik, yaitu lebih mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara, daripada kepentingan pribadi dan golongan! Sumpah itu yang dipertanyakan, karena kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan masih kuat, bahkan gejala korupsi tetap merajalela!"

"Belum lagi soal excellent--keunggulan kualitas pribadi--para pejuang zaman itu, bukan hanya dibanding warga lokal umumnya, bahkan dari kalangan kaum penjajah, intelektualitas dan penguasaan mereka atas masalah kemanusiaan dan sosial politik universal jauh lebih baik! Sebut misalnya Tjokroaminoto, Achmad Dahlan, Ki Hajar, Setiabudi, Sutomo, sampai ke Bung Karno, Hatta, dan seterusnya!" timpal Amir. "Sedang young urban politician sekarang, baca koran saja malas! Pendidikan bukan kualitatif menggali ilmunya, tapi cuma mengejar gelar!"

"Lebih mengagumkan soal smart, cerdas dan tajamnya mereka mengartikulasi penderitaan rakyat dan cita-cita perjuangan sehingga mampu membulatkan tekad seluruh bangsa untuk mengusir penjajah!" tegas Umar. "Bukan smart mengakali uang rakyat untuk studi banding agar bisa menjauh dari rakyatnya yang megap-megap tenggelam penderitaan!" n

0 komentar: