Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Anggoro, 'Big Boss' Penegak Hukum!

"TERNYATA, the real big boss aparat penegak hukum Indonesia itu bernama Anggoro Widjojo!" ujar Umar. "Buktinya, singa-singa penegak hukum yang paling ditakuti di negeri ini, seperti Antasari Azhar saat menjabat aktif sebagai ketua KPK yang tidak kenal kompromi, atau Susno Duadji dalam posisi efektif Kabareskrim Mabes Polri, melapornya justru kepada Anggoro sebagai tersangka korupsi yang bersembunyi di Singapura!"

"Ungkapan tim pengacara KPK bahwa mereka punya bukti Susno jumpa Anggoro di Singapura 10 Juli 2009, setelah 7 Juli 2009 KPK mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Anggoro selaku tersangka penyuapan terhadap para pejabat Komisi IV DPR dan Dephut terkait kasus sistem komunikasi radio terpadu di Dephut, jelas amat mengejutkan!" sambut Amir. "Betapa hebat Anggoro, para pejabat tinggi penegak hukum yang paling ditakuti itu telah bertekuk lutut sungkem padanya ke Singapura! Tanpa peduli statusnya sebagai buron tersangka kasus korupsi--suatu kejahatan luar biasa--extraordinary crime!"

"Fakta yang mencerminkan betapa menyedihkan mental para pejabat tinggi penegak hukum kita yang merendahkan martabat hukum itu, benar-benar menyayat pedih perasaan rakyat yang taat, patuh, menghormati dan menjunjung hukum!" tegas Umar.

"Karena itu, layak harapan bertumpu ke bos-bos formal instansi-instansi penegakan hukum di negeri ini, agar secepatnya bertindak, mengambil langkah konkret menjernihkan aparat hukum dari kekeruhan yang memprihatinkan tersebut! Sedikit saja terlambat bertindak, bisa berakibat kekeruhan itu menjadi semakin pekat, sehingga citra aparat penegak hukum menjadi amat buruk di mata rakyat, akan sangat sulit atau perlu waktu amat panjang untuk memulihkan citra dimaksud!"

"Tanpa kita muntahkan pun unek-unek itu, para bos formal instansi penegakan hukum pasti sudah mafhum konsekuensi dari semua itu!" timpal Amir. "Masalahnya, kenapa kemafhuman itu meski ditunggu-tunggu oleh rakyat selalu tidak berbuah respons, sehingga tokoh-tokoh seperti Andan Buyung Nasution, Hidayat Nurwahid dan lain-lain telah mengacung-acungkan di depan bos formal agar segera bertindak, tapi tak bertindak juga! Jadi, kepekaan bos formal terhadap aspirasi dan perasaan rakyat itulah pokok soalnya!"

"Kalau tokoh-tokoh besar itu pun tak didengar, mau apa lagi?" tukas Umar. "Harapan tinggal, bertanya pada rumput yang bergoyang!"
"Tak perlu absurd begitu!" sambut Amir. "Dalam demokrasi, suara rakyat suara Tuhan! Jadi, kalau rakyat ramai-ramai menyerukan aspirasi dan perasaan mengiringi doanya--ora et labora, berdoa sambil berusaha--yakinlah, Anggoro tak lagi jadi big boss penegak hukum kita!" n 

0 komentar: