Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Soft Power' ala Demokrasi Terpimpin!


"BELAKANGAN ini merebak wacana soft power!" ujar Umar. "Pasti itu lawan kata hard power yang identik penguasa militer! Tapi wacana soft power yang berkembang itu dironai dorongan kuat ke sistem politik tanpa oposisi, hingga PDIP repot mencari istilah selain oposisi yang kurang cocok buat rezim, terlihat dari usaha merangkul semua kekuatan masuk kelompok berkuasa! Tapi, apakah dengan semua itu tak berarti, maksud soft power itu mirip demokrasi terpimpin di era Orde Lama?"

"Dilihat dari repotnya PDIP menyesuaikan diri, untuk kemudian memakai istilah mitra strategis atau penyeimbang, asal bukan oposisi meski tetap akan kritis pada pemerintah, kayaknya soft power yang dimaksud memang itu!" sambut Amir.

"Jika wacana soft power yang merebak itu menjurus ke sana,

soft power itu harus dilengkapi dua sayap untuk bisa take off--soup power dan soap power!"

"Apa pula soup dan soap power itu?" kejar Umar.

"Sup itu makanan yang secara universal dikenal banyak airnya, sebagai standar kesejahteraan rakyat!" jelas Amir. "Standar kesejahteraan itu berawal dari panti anak yatim Oliver Twist, di mana setiap hari anak-anak panti makan sup ayam yang sangat encer, bahkan ayam dalam sup itu cuma ambon-ambon (bau amisnya saja), sedang daging ayamnya setiap hari dilahap para pengurus pantinya! Selayak apa isi sup yang didistribusikan untuk kesejahteraan rakyat, akan jadi penentu suksesnya soft power! Jika supnya terlalu encer, Oliver Twist dan anak-anak panti saja protes--apalagi rakyat! Jadi, tak mudah mewujudkan soft power--demokrasi terpimpin! Tokoh sepopulis Bung Karno saja gagal!"

"Lalu soap power, sabun untuk apa?" kejar Umar.

"Kekuatan sabun mencuci para pejabat negara dan birokrasi agar tercipta pemerintahan yang bersih!" tegas Amir. "Inti soap power itu tegaknya keadilan hukum, dengan hukum bukan sekadar undang-undang dan peraturan tertulis, tapi bersih dan adilnya perilaku dan sepak terjang seluruh aparat negara dan pemerintah!"

"Ah, bisa-bisa kau saja itu!" entak Umar. "Itu kan sudah ditegaskan dalam pidato pertama Presiden SBY seusai angkat sumpah masa jabatan kedua, fokus pemerintahannya dari 100 hari pertama, tahun pertama, dan lima tahun ke depan adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, penguatan demokrasi, dan penegakan keadilan!"

"Memang dalam kerangka itu!" tegas Amir. "Dan penguatan demokrasi dimaksud jelas berwacana soft power yang diembus kubu Partai Demokrat, tak terlepas dari kerangka kekuasaan baru yang tengah disusun di kabinet dan parlemen!"

"Berarti, sejauh mana penguatan demokrasi soft power itu ditentukan oleh seberapa padat isi sup yang dinikmati rakyat, dan sebersih apa keadilan hukum mencuci aparat negara dan pemerintah!" timpal Umar. "Kalau soup power dan soap power itu efektif, muluslah demokrasi terpimpin!"

0 komentar: