SEORANG tokoh dari desa Umar datang menemuinya di kota. "Warga desa kita resah!" keluh sang tokoh. "Ada sepasang setan gundul ahli sihir!"
"Setan gundul seperti apa?" potong Umar.
"Sebetulnya setan gundul itu julukan dari warga desa buat sepasang suami-istri pensiunan dengan kepala sama-sama botak, yang dikirim yayasan tinggal di kompleks tepian desa kita!" jelas tokoh.
"Yang itu! Aku jumpa waktu mudik Lebaran!" timpal Umar. "Tak mungkin mereka main sihir!"
"Kalau tak melihat sendiri memang tak percaya!" tegas tokoh. "Warga desa yang melihat langsung menyimpulkan itu sihir! Ceritanya, Pak Joyo pingsan. Suami-istri itu datang membawa kopor berisi botol-botol kosong. Si istri mencolok lengan kiri dengan jarum infus yang nyambung ke botol kosong dari kopornya, suaminya melakukan hal serupa di lengan kanan juga dengan botol kosong! Keduanya berkali-kali menukar botol kosong itu dengan botol kosong lainnya. Akhirnya, setelah satu jam lebih ke botol terakhir milik istrinya, mengalir cairan mirip lemak dari dalam tubuh Pak Joyo! Tak lama Pak Joyo sadar dan menyatakan tubuhnya merasa sehat! Warga yakin, botol-botol kosong itu tempat para jin pelaksana sihirnya!"
"Itu bukan sihir!" tegas Umar. "Bapak itu ahli nanoteknologi, bisa membuat mesin-mesin berukuran sepermiliar (nano) meter, atau 10 pangkat minus 9. Istrinya ahli mikrobioteknologi, kerjanya membuat virus dari beragam enzim untuk menghasilkan virus yang dibutuhkan!"
"Apa ada teknologi seperti itu?" potong tokoh.
"Maka itu, jangan tergesa menuduh sihir!" tegas Umar. "Jangan-jangan Pak Joyo kena serangan jantung atau malah strok! Untung cepat datang bantuan pasangan ilmu mutakhir!"
"Kalau tak terlihat mata, sepermiliar meter begitu, bagaimana mereka menanganinya?" kejar tokoh.
"Pakai scanning tunneling microscopy (STM) dan atomic force microscopy--AFM!" jelas Umar. "Tak cuma kecilnya ukuran yang ditangani alat-alat itu, kecepatan proses kerja atomiknya juga mencapai nanoseconds--sepermiliar detik! Kecil dan cepatnya nanotek itu jadi unggulan teknologi informasi! Intel, tahun 2005 merelis static random access memory (SRAM) 70 MB--mega (juta) bit--chip sebesar kuku itu berisi 500 juta transistor! Kini, persaingan chip di ponsel kita sudah di tataran GB--giga (miliar) bit per detik--1000 kali lebih cepat dari lima tahun lalu!"
"Uedan!" entak tokoh. "Kemajuan pengetahuan sudah sejauh itu, pendidikan kita bagaimana?"
"Dunia pendidikan kita masih sibuk mencari tambahan kutipan pada orang tua murid!" jawab Umar. ***