Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Mismanagement Mine-land Bomb'!


SEORANG turis ke pantai barat untuk berselancar, sesampai pondokan tempat menginap seketika berlari menjauh dari pondokan dengan menggotong back packer--tas gendongnya.

"Mine-land bomb! Maine-land bomb!" teriak si turis pada teman-temannya menunjuk ke warung pondokan. Teman-temannya ikut berlari ketakutan, karena turis yang berteriak itu veteran perang Afghanistan memberi tahu ada bom ranjau darat! Ia kompeten dalam hal itu!

"Di mana?" tanya pemandu mendekati si turis tiarap."Dalam warung!" jawab si turis. "Warnanya hijau!""Itu tabung gas dapur warung!" jelas pemandu.

"Ranjau bisa disamar seperti apa saja!" tegas turis. "Dari bentuk dan ukurannya, itu bom ranjau darat! Lazimnya bom ranjau, tersentuh sedikit saja meledak!"
"Kenyataannya memang begitu!" timpal pemandu. "Ledakan bom ranjau darat itu beruntun di seantero negeri, frekuensinya mungkin lebih tinggi dari bom ranjau darat di Afghanistan!"

"Maka itu! Tunggu, kujinakkan!" tegas turis merangkak tiarap menuju tabung gas di dapur warung. "Now safe," serunya usai melepas tabung bom ranjau darat dari selang pemicunya.



Pemandu pun bercerita panjang bagaimana bom ranjau darat itu sampai ke rumah warga.
"Mismanagement!" tukas turis lain yang konsultan. "Proses planning, staffing, directing, dan controlling program seperti kau tuturkan itu dilakukan secara berantakan! Lebih fatal lagi, semua tahapan prosesnya tanpa dilandasi prinsip etika-moral--track bagi ilmu ekonomi dan public interest ditempatkan Adam Smith!"

"Prinsip etika moral seperti apa?" kejar pemandu."Dalam planning, etika-moral yang berorientasi pada keselamatan rakyat sasaranprogram tidak mendapat penekanan memadai!" jelas konsultan. "Akibatnya dalam staffing, distribusi tanggung jawab (job description) tidak jelas, saat terjadi masalah semua pihak saling melempar tanggung jawab!

Pelaksanaan atau directing-nya pun jadi sama sekali lepas dari etika-moral, tender pembuatan perangkat berbahaya itu jatuh ke perusahaan yang tidak mampu melaksanakan sendiri kewajibannya, sehingga menyubkontrakkan pekerjaan pada pihak yang tidak kompeten! Quality control produt tak jalan, dari banyaknya yang meledak bisa ditebak

'Standar SNI'-nya asal ditempel! Kontrol distribusinya juga lemah, lebih mengutamakan target kuantitatif, bukan keselamatan rakyat dalam bermain bom ranjau darat itu!"

"Kalau faktor etika-moral pada pengelolaan program pemerintah pokok masalahnya, bukan rahasia umum lagi!" tegas pemandu. "Celakanya, faktor itulah yang selama ini langka jalan keluarnya!"

0 komentar: