Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Keadilan Ekonomi ala Kerokan Kates!


"MBOK, siapa yang ngerokin kates--pepaya sayur--untuk pecal ini?" tanya Umar saat makan pecal di warung. "Kerokannya halus dan ukurannya rata sama besarnya, jadi seperti mi!"

"Siapa yang sempat saja!" jawab simbok penjual pecal. "Kadang saya, kadang bapaknya, atau anak perempuan, juga yang laki-laki! Semua bisa!"

"Selalu halus dan rata besarnya seperti mi begini?" timpal Amir. "Halus rata, jadi renyah!"
"Memang harus seperti itu! Bisa halus dan rata bukan soal siapa yang mengerok katesnya, tapi berkat kerokan buatan bapaknya!" jelas simbok. "Lina, ambilkan kerokan kates di dapur"



"Seperti ini kerokannya!" ujar Umar menerima kerokan dari Lina. "Mata pisaunya terbuat dari pelat baja tipis dibuat lima lipatan seperti kipas, lipatan tengah paling pendek, semakin ke tepi semakin tinggi, sehingga jajaran pisau mengikuti bulatnya buah pepaya! Di ujung lipatan muka-belakang dikikir tajam, bolak-balik fungsional, digagangi kayu agak besar agar enak dipegang!"

"Kerokan seperti ini belum ada di pasar, Mbok!" tegas Amir.

"Bapak bisa memproduksinya untuk dijual di pasar! Sekalian dibuat bentuk sebaliknya, pisau tengahnya tertinggi dan semakin ke tepi semakin pendek, untuk mengerok kelapa kopyor, agar kerokannya bisa halus dan rata begini, pasti lebih enak disantap pelanggan!"

"Bapaknya tak sempat, harus bantu saya jualan" jawab simbok. "Saya tak mampu jualan sendiri!"

"Begitu?" timpal Amir. "Tapi yang penting idenya, untuk menghasilkan kerokan berukuran sama yang rata, kerokannya disesuaikan dengan bentuk pepaya! Seharusnya begitu juga pembangunan untuk bisa menghasilkan keadilan sosial-ekonomi rakyat yang sama dan merata, disesuaikan pada bentuk kontur sosial-ekonomi rakyat! Bukan seperti sekarang, model teknokratis yang justru disesuaikan pada kepentingan kalangan elitenya!"

"Dengan penyesuaian pada kepentingan elite itu, proses pembangunan sosial-ekonomi jadi seperti kerokan kates bermata tunggal, hasil kerokannya tak berukuran sama dan rata!" tegas Umar.

"Jika terkait kepentingan elite, kerokannya dibuat besar dan tebal! Sedang yang tak terkait kepentingan elite, kerokannya kecil-kecil! Bahkan ada kerokan imajinatif, seolah-olah saja dikerok, padahal tak ada hasil kerokannya sama sekali!"

"Anehnya, justru kerokan kates model teknokratis yang lazim dipakai dalam pembangunan sosial-ekonomi!" timpal Amir. "Akibatnya, semakin lama pembangunan dijalankan, semakin tajam pula ketimpangan sosial-ekonomi antara elite dan rakyat--terutama ketimpangan pendapatan!"

0 komentar: