Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ancaman Jutaan Bom Tabung Gas!


"RAKYAT Indonesia dewasa ini tercekam ketakutan oleh ancaman ledakan tabung gas 3 kg dan aksesorinya, akibat telah berakhirnya usia aman perangkat dari 44,5 juta paket yang dibagikan pemerintah sejak 2007 dalam konversi minyak tanah ke kompor gas!" ujar Umar. "Akibat usia aman telah habis tapi pengganti aksesorinya tak segera tiba, jutaan paket tabung gas itu pun berubah menjadi bom waktu yang sebagian telah meledak beruntun di seantero negeri!"

"Konyol, pemerintah membagi jutaan paket yang mudah meledak itu dengan aksesori yang usia amannya hanya 1,5 sampai 2 tahun!" sambut Amir. "Lebih konyol lagi, ketika batas usia aman itu tiba, penggantinya belum siap pula untuk dibagikan! Lalu dengan enteng instansi yang bertanggung jawab mengimbau agar rakyat mengganti sendiri aksesori tabung gas yang habis usia amannya itu dengan membeli harga pabrik, selang Rp12.435, regulator Rp17.774, dan katup Rp15 ribu, total Rp45.209!" (SCTV, [4-7], 06.42)


"Tapi di mana barang itu bisa dibeli dengan harga pabrik, tak dijelaskan!" timpal Umar. "Jika harus membeli ke pabriknya, tak dijelaskan pula di mana tempatnya! Sebab kalau membeli di pasar, apalagi berlogo SNI, harganya dua kali lipat!"

"Padahal, kondisi perangkat paket tabung gas di rumah-rumah warga semakin kritis!" tegas Amir. "Menurut aktivis YLKI Tulus Abadi, sesuai dengan survei Badan Standardisasi Nasional (BSN), dinyatakan tidak layak pakai 66 persen tabung 3 kg, 50 persen kompor, 20 persen regulator, dan 100 persen selang--dari 44,5 juta paket perdana yang dibagi sejak 2007, ditambah produk di luar paket menjadi sekitar 60 juta unit!" (BUMN Watch.com [6-7])

"Artinya, demikian banyak bom waktu yang siap meledak di rumah warga seantero negeri!" timpal Umar. "Dengan sudah demikian banyak korban jiwa dan harta benda hangus terbakar, ancaman yang kian mencekam rakyat dalam ketakutan itu menjadi lebih luas dan serius hingga kurang sebanding dengan hasil konversi 10 juta kiloliter minyak tanah menjadi 5 juta kiloliter gas untuk menekan subsidi BBM Rp12 triliun per tahun!" (Gatra.com, [8-7])

"Keamanan jiwa rakyat jauh lebih tinggi nilainya dari subsidi yang bisa dihemat program tersebut!" tegas Amir. "Selain itu, negara wajib melindungi setiap warga negara dari segala bentuk ancaman, tanpa kecuali ancaman dari paket yang dikirim pemerintah ke rumah rakyat! Karena itu, negara--yang dikelola pemerintah--wajib bergerak cepat mengamankan rakyat dari ancaman itu secara at all cost--tanpa menimbang untung-rugi!" ***

0 komentar: