"Bantuan bisa diberikan satu penggiling tangan per satu atau dua desa sentra produksi karet, untuk digunakan bersama para petani kecil desa tersebut! Sedang bantuan bak aluminium pada setiap petani sesuai tingkat produksinya! Kalau Pemkan dan Pemprov serius membantu petani mengatasi dampak krisis, jumlah 'anggaran darurat' yang dibutuhkan tak terlalu besar!" ***
Kata Kunci
Ekses Krisis Eropa-AS, Harga Karet Jatuh!
"Bantuan bisa diberikan satu penggiling tangan per satu atau dua desa sentra produksi karet, untuk digunakan bersama para petani kecil desa tersebut! Sedang bantuan bak aluminium pada setiap petani sesuai tingkat produksinya! Kalau Pemkan dan Pemprov serius membantu petani mengatasi dampak krisis, jumlah 'anggaran darurat' yang dibutuhkan tak terlalu besar!" ***
Waskat, Ironi dalam Peranti Antikorupsi!
"Dengan kekuasaan absolut atasan langsung itu, bukan saja organisasi internalnya bisa diatur rapi dalam menjalankan gawe korupsi berjamaah, bahkan segala kecurigaan dan usaha dari luar instansinya untuk menyingkap permainannya bisa ditamengi justru dengan peranti antikorupsi yang ada dalam tubuh organisasinya sendiri!" timpal Amir. "Karena itu, betapa makin dahsyatnya gawe korupsi di banyak instansi, aparat hukum dan wartawan senantiasa sulit mendapatkan bukti adanya korupsi, karena pada setiap sel organisasi sudah amat memahami fungsinya dalam mengamalkan administrasi formal yang serbarapi sesuai format idealnya, sehingga sedikit pun tak ada celah untuk menyingkap realitas praktek gawe korupsi yang tertutupi oleh kerapian administrasi tersebut!" "Itulah ironi waskat!" tegas Umar. "Kian mapan sistem waskatnya, makin lancar pula korupsinya!" ***
Makna Harfiah Kepahlawanan!
Makna Harfiah Kepahlawanan!
Namun, apakah sebatas makna harfiahnya saja pun pengorbanan para pahlawan itu telah disikapi dengan benar oleh kalangan elite bangsa hingga perilakunya mencerminkan penjiwaan dan aktualisasi dari semangat kepahlawanan untuk mewujudkan masyarakat adil-makmur bagi seluruh rakyat?"
"Soal itu tidak pada tempatnya kita menilai sikap dan perilaku elite bangsa masa kini! Biarkan sejarah yang mengadilinya!" tegas Umar. "Hal yang bisa kita kemukakan adalah realitas hidup mayoritas warga bangsa yang masih jauh dari kondisi adil-makmur seperti dicita-citakan para pahlawan yang telah membayar tunai dengan pengorbanan jiwa dan raga mereka!"
"Andai realitas itu terjadi akibat ketakmampuan elite bangsa karena keterbatasannya secara fisik maupun pengetahuan, tentu para pahlawan sangat maklum adanya!" timpal Amir. "Tetapi bagaimana kalau cita-cita yang dibayar dengan pengorbanan jiwa raga pahlawan itu tidak bisa terwujud justru karena para elite bangsa lewat kekuasaannya atas nama kemerdekaan lebih mendahulukan kemakmuran pribadi, keluarga, dan kelompoknya!
Bahkan bukan sebatas yang bisa diperoleh lewat proses halal dengan mekanisme kekuasaan yang tak adil, tapi juga melampiaskan keserakahannya lewat korupsi guna menumpuk kekayaan untuk tujuh turunan!"
"Itu dia! Dengan memaknai kepahlawanan secara harfiah yang dangkal saja kita bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan cita-cita kemerdekaan yang dibayar dengan pengorbanan jiwa dan raga para pahlawan!" tegas Umar.
"Jika dibaca lewat makna hakiki, mungkin bisa terlihat lebih jelas adanya pengkhianatan terhadap perjuangan para pahlawan! Tapi untuk soal itu biar orang-orang pintar yang mendalaminya!" ***
Justru Program KB yang Terbengkalai!
"Diterbengkalaikannya program KB oleh penguasa sekarang, tentu dibanding dengan penguasa masa lalu, jelas amat mengherankan!" tukas Amir. "Sejak SD anak-anak diajari Teori Malthus, bahayanya pertambahan penduduk dengan deret ukur dibanding naiknya produksi pangan dengan deret hitung, belum lagi ajaran akademis tentang involusi pertanian di Pulau Jawa—dari Clifford Gertz—beban penduduk yang terus meningkat pada lahan pertanian yang justru terus berkurang! Di Pulau Jawa sekarang umpel-umpelan 150 juta jiwa! Eh, jebulnya malah pemerintah mengesampingkan program KB!" "Sangat jauh dari rasionalitas penanganan Program KB yang asal ada tanpa prioritas oleh pemerintah sekarang!" tegas Umar. "Sedihnya, semua itu tanpa alasan yang jelas pula!" ***
Pelambatan yang Tak Bisa Dihindari!
KPK Mulai Menggarap Mafia Hukum Daerah!
"Dari sisi untuk menggambarkan adanya udang di balik batu lemahnya tuntutan jaksa, tindakan KPK itu mungkin berhasil!" tukas Umar. "Namun untuk kekecewaan masyarakat luas atas vonis bebas Peradilan Tipikor yang selalu terjadi pada big fish—pejabat sekelas bupati ke atas—sehingga koruptor yang dipenjara di daerah kebanyakan cuma kelas teri, kayaknya belum terjawab secara memuaskan oleh KPK! Karena itu, kalau KPK mau beroperasi ke daerah jangan cuma menyeser ikan teri, tapi tangkaplah koruptor kelas kakapnya!" ***
Syukuri, Apa pun Hasil Usaha yang Maksimal!
"Orientasi pada titik terlemah dari para elite dan pemimpin bangsa itu dilakukan dengan sikap introspektif, menalari kelemahan dirinya untuk meningkatkan kemampuan mengatasi tantangan, bukan lagi dengan mencari kambing hitam untuk menutupi kelemahan bahkan kesalahan dirinya!" timpal Amir. "Betapa, semakin tertinggalnya titik terlemah bangsa selama ini akibat kurangnya perhatian elite dan pemimpin bangsa, serta kecenderungan elite dan pemimpin menutupi kelemahan dan kesalahannya dengan melempar kesalahan pada pihak lain! Konsekuensinya, kemampuan elite dan pemimpin tak meningkat hingga dengan tantangan yang terus meningkat, elite dan pemimpin menjadi sarang penyakit dan kelemahan, sekaligus justru menjadi beban dan pengganjal kemajuan bangsa!" "Maka itu, usaha maksimal Garuda Muda layak disyukuri!" tegas Umar. "Bisa menjadi inspirasi usaha tak kenal menyerah untuk memperbaiki kelemahan diri bagi setiap orang!" ***
Usaha Intensifikasi Produktivitas Kopi!
Indonesia Bisa Tekuk Malaysia!
"Gejala overmotivated itu juga terjadi dalam final AAF 2010, terutama justru saat tandang (away) di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, mengakibatkan timnas kita kalah lebih dari satu gol!" timpal Amir. "Itu berarti overmotivated masih tetap menjadi ancaman dari dalam diri pemain dan ofisial kita di final sepak bola SEA Games petang nanti! Masalah ini sukar diatasi karena motivasi justru merupakan inti dari semangat juang! Sedang takarannya akan naik dengan sendirinya, terutama saat tantangan menekan dirinya lebih berat!" "Memang, semua itu sering terjadi serta-merta ketika kondisi fisik dan teknis cenderung mulai kedodoran!" tegas Umar.
"Kemungkinan begitu bukan mustahil, mengingat kualitas kerja sama tim Malaysia sedikit lebih baik! Sehingga, hal terpenting untuk mengatasinya adalah siapnya dimainkan sebuah strategi mengatasi sedikit keunggulan lawan tersebut! Jika itu bisa dilakukan, kelebihan kualitas pribadi pemain kita bisa bicara lebih efektif! Selamat bertanding!" ***
Mencari Teladan dari Pemimpin!
"KETIKA gaya hidup para pemimpin bangsa seperti yang berhimpun di DPR tak bisa dijadikan teladan sebagaimana maksud ing ngarso sung tulodo—di depan sebagai teladan—dari Ki Hajar Dewantoro, ke mana rakyat harus mencari teladan dari tokoh yang bisa dijadikan panutan?" tanya Umar.
"Harus dilihat dulu kenapa para pemimpin itu tak lagi bisa diteladani sikap dan gaya hidupnya!" jawab Amir. "Pertama karena gaya hidupnya yang hedonis—berorientasi kebendaan serbamewah! Kedua karena disiplinnya buruk, dibuktikan waktu mengundang para pemimpin media, justru para pemimpin dari Pansus DPR selaku pengundang tak ada yang hadir sampai lewat 1 jam 15 menit ditunggu hingga ditinggalkan oleh para pemimpin media! Ketiga, sikapnya yang cenderung semakin longgar terhadap korupsi seiring kian banyaknya anggota DPR diadili dan masuk penjara karena kasus korupsi! Berarti, rakyat harus mencari tokoh ideal sebagai idola dan panutannya yang bersih dari ketiga cacat aktual tersebut!"
"Itu saja belum cukup!" tukas Umar. "Kriteria ing ngarso sung tulodo seperti dicontohkan Ki Hajar Dewantoro yang mengganti namanya dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat untuk melepaskan gelar bangsawannya guna bisa lebih dekat dengan rakyat secara fisik dan jiwanya! Beda dengan gaya hidup hedonis dan ketakdisiplinan pemimpin masa kini yang justru menjauhkan dirinya dari rakyat! Artinya, kriteria dekat dengan rakyat harus menjadi faktor keempat yang dicari dari tokoh teladan bagi rakyat!"
"Semakin banyak kriterianya, semakin sulit pula mencarinya!" entak Amir. "Belum lagi sifat dasar yang harus dimiliki setiap pemimpin, integritas (tak berkepribadian ganda, ucapannya tidak suka mencla-mencle) dan kredibilitas (bisa dipercaya) tak lain di mulut lain di hati lain tindakannya!"
"Lima kriteria itu kebutuhan aktual kita terhadap pemimpin masa kini!" tegas Umar. "Bisa saja kalau mau dilengkapi Asta Brata, standar pemimpin tradisional Jawa! Yakni, delapan sifat selayak indra (hujan), yama (adil), surya (matahari-semangat), candra (cahaya-pencerahan), bayu (angin, selalu bersama rakyat), bhumi (teguh pada prinsip), bharuna (samudera, berwawasan luas), agni (api, tak pandang bulu)."
"Huahaha..!" Amir terbahak. "Makin diurai dasar-dasar kepemimpinan aktual dan konsepsional, semakin jauh dari para pemimpin kita masa kini, terutama di DPR! Kita hanya bisa menemukan sosok pemimpin sesuai kriteria itu dalam sejarah perjuangan bangsa, sayangnya tak menginspirasi para pemimpin masa kini!" ***
Mencari Teladan dari Pemimpin!
"KETIKA gaya hidup para pemimpin bangsa seperti yang berhimpun di DPR tak bisa dijadikan teladan sebagaimana maksud ing ngarso sung tulodo—di depan sebagai teladan—dari Ki Hajar Dewantoro, ke mana rakyat harus mencari teladan dari tokoh yang bisa dijadikan panutan?" tanya Umar.
"Harus dilihat dulu kenapa para pemimpin itu tak lagi bisa diteladani sikap dan gaya hidupnya!" jawab Amir. "Pertama karena gaya hidupnya yang hedonis—berorientasi kebendaan serbamewah! Kedua karena disiplinnya buruk, dibuktikan waktu mengundang para pemimpin media, justru para pemimpin dari Pansus DPR selaku pengundang tak ada yang hadir sampai lewat 1 jam 15 menit ditunggu hingga ditinggalkan oleh para pemimpin media! Ketiga, sikapnya yang cenderung semakin longgar terhadap korupsi seiring kian banyaknya anggota DPR diadili dan masuk penjara karena kasus korupsi! Berarti, rakyat harus mencari tokoh ideal sebagai idola dan panutannya yang bersih dari ketiga cacat aktual tersebut!"
"Itu saja belum cukup!" tukas Umar. "Kriteria ing ngarso sung tulodo seperti dicontohkan Ki Hajar Dewantoro yang mengganti namanya dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat untuk melepaskan gelar bangsawannya guna bisa lebih dekat dengan rakyat secara fisik dan jiwanya! Beda dengan gaya hidup hedonis dan ketakdisiplinan pemimpin masa kini yang justru menjauhkan dirinya dari rakyat! Artinya, kriteria dekat dengan rakyat harus menjadi faktor keempat yang dicari dari tokoh teladan bagi rakyat!"
"Semakin banyak kriterianya, semakin sulit pula mencarinya!" entak Amir. "Belum lagi sifat dasar yang harus dimiliki setiap pemimpin, integritas (tak berkepribadian ganda, ucapannya tidak suka mencla-mencle) dan kredibilitas (bisa dipercaya) tak lain di mulut lain di hati lain tindakannya!"
"Lima kriteria itu kebutuhan aktual kita terhadap pemimpin masa kini!" tegas Umar. "Bisa saja kalau mau dilengkapi Asta Brata, standar pemimpin tradisional Jawa! Yakni, delapan sifat selayak indra (hujan), yama (adil), surya (matahari-semangat), candra (cahaya-pencerahan), bayu (angin, selalu bersama rakyat), bhumi (teguh pada prinsip), bharuna (samudera, berwawasan luas), agni (api, tak pandang bulu)."
"Huahaha..!" Amir terbahak. "Makin diurai dasar-dasar kepemimpinan aktual dan konsepsional, semakin jauh dari para pemimpin kita masa kini, terutama di DPR! Kita hanya bisa menemukan sosok pemimpin sesuai kriteria itu dalam sejarah perjuangan bangsa, sayangnya tak menginspirasi para pemimpin masa kini!"
Disiplin, DPR Vs Pimpinan Media!
"Bagaimana bangsa ini bisa tepat waktu dalam mengikuti perkembangan kemajuan di segala bidang, kalau dalam rapat di DPR saja jadwal tak bisa ditepati! Bagaimana bangsa ini akan mampu bersaing pada skala global jika para pemimpinnya di jantung kekuasaan negara tak disiplin begitu!" "Hal pasti dengan ketakdisiplinan di DPR itu, negeri kita akan semakin jauh tertinggal!" tukas Amir. "Buktinya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2011 ini anjlok sampai 16 tingkat dari 2010—dari peringkat 108 ke 124!" ***
DPR pun Jual-Beli Pasal-Pasal UU!
Pemerataan Gagal, IPM Jadi Terpuruk!
"Sayangnya, kegagalan pemerataan sebenarnya antiklimaks dari segala usaha desentralisasi dan dekonsentrasi canangan reformasi yang dilakukan melalui mekanisme anggaran negara, dari DAU, DAK, dana perimbangan pusat daerah, dana dekon, bahkan otonomi khusus!" timpal Amir. "Pada satu sisi, sebagian besar aliran dana dari pusat itu cuma dinikmati lapisan elite daerah, di sisi lain oleh elite daerah mayoritas uangnya dibelanjakan untuk material hedonis yang arus pembayarannya kembali mengalir ke pusat! Jadi, sebagian besar dana pusat itu cuma mampir sejenak di daerah, hingga manfaatnya bagi rakyat kebanyakan relatif tidak signifikan!" "Ketimpangan pendapatan yang negatif dalam IPM adalah ketika peningkatan drastis pendapatan segelintir elite justru merupakkan hasil dari usaha mengisap dengan menindas mayoritas mereka yang berpenghasilan minim!" tegas Umar. "Dan penindasan manusia atas manusia itulah yang telak menurunkan kualitas manusia di IPM!" ***
IPM Indonesia 2011 Jatuh 16 Tingkat!
"Kalau itu yang diukur, kenapa kita bisa di bawah Palestina?" entak Abang. "Harapan hidup mereka setiap hari terancam serangan roket Israel! Soal pengetahuan, sekolah di sini dibiayai 20% APBN, sedang APBN mereka tak jelas!" "Kekalahan kita mungkin pada ketimpangan pendapatan yang tajam, sedang mereka semua melarat jadi pendapatannya merata!" tegas Adik. "Masalah pemerataan pengaruhnya telak dalam IPM, sehingga ketika IPM 2011 disusun ulang berdasar kriteria pemerataan pendapatan, sejumlah negara maju terpental dari 10 terbaik! Salah satunya AS, dari semula peringkat 4 jadi 26!" "Kalau soal ketimpangan pendapatan, kita justru semakin lebar dan dalam!" timpal Abang. "Itu membuat yang kaya tambah nikmat, sedang yang melarat kian sengsara—IPM pun memburuk!" ***
Bina Percaya Diri lewat SEA Games!
"Hal berikut yang penting untuk mencapai posisi dominan di ASEAN adalah melihat keunggulan tertentu negara lain yang diakui dunia, seperti Singapura dalam administrasi pemerintahan, sehingga tingkat bersih dari korupsi negaranya di puncak ranking dunia bersama New Zealand!" tegas Umar. "Dengan tingkat korupsi yang tinggi seperti sekarang, akan sukar bagi Indonesia untuk mencapai dominasi di ASEAN saja pun, terutama di bidang ekonomi, karena tingkat keefisienan dunia usaha yang rendah membuat kalah bersaing di tingkat global! Sedang pesaingnya—Singapura—telah diakui dunia keefisienan sistem ekonominya sebagai advantage dalam persaingan global!" "Guna mencapai dominasi di ASEAN, selain percaya diri, kita butuh skill, manajerial, dan kejujuran!" timpal Amir. "Tepatnya seperti dalam olahraga, keunggulan harus lengkap skil, fisik, dan mental!" ***
Kekerasan Massa kepada Korporasi Semakin Anarki!
"AKSI massa dengan kekerasan pada korporasi di Lampung, khususnya di kawasan Tulangbawang dan Mesuji, cenderung semakin anarki!" ujar Umar. "Kekerasan, yang diindikasi sebagai pemaksaan kehendak secara fisik itu, sejak awal 2011 dilakukan sekelompok massa terhadap pabrik pemrosesan udang milik PT AWS dengan memblokir semua jalan menuju pabrik sehingga ribuan buruh perusahaan di Bumi Dipasena itu tak bisa bekerja dan ribuan ton udang busuk!"
Kekerasan Massa kepada Korporasi Semakin Anarkis!
Buntutnya, 7.700 petambak plasma tak bisa lagi berbudidaya, serta 4.000-an karyawan AWS (mayoritas keluarga plasma) kehilangan pekerjaan! Itu terjadi karena PT AWS menyerah pada tekanan massa dengan menutup (lock out) perusahaan, sekaligus menghentikan pembangkit listrik yang sebelumnya menyuplai energi untuk kincir tambak dan rumah plasma!"
"Kasus AWS belum selesai, kekerasan massa muncul dengan anarkisme yang meningkat--membakar kantor PT Citra Lamtoro Gung di Menggala, Tulangvawang!" lanjut Umar. "Sifat anarkisme memang eskalatif, sekali muncul kalau tak diatasi dengan tepat akan terus berkembang dalam skala massa lebih besar dengan kualitas kekerasan yang lebih tinggi! Itu yang terjadi-pada tahap berikutnya di PT BSMI, Mesuji, yang pekan lalu massa membakar kantor dan pabrik kelapa sawit! Korban yang ditimbulkan juga--sebagai konsekuensi logisnya--sebanding dengan skala besarnya massa dan kualitas kekerasannya!"
"Gejala meningkatnya anarkisme sebagai simpul berkembangnya skala kekerasan massa, jelas amat memprihatinkan karena mencerminkan kemunduran peradaban!" timpal Amir. "Dalam hal ini peradaban sipil, yang menyelesaikan konflik tanpa kekerasan lewat kelembagaan formal yang disebut sebagai sistem, yakni jalur legal (hukum), politik (lembaga perwakilan), dan administratif (pemerintah), .atau jalur nonformal musyawarah-mufakat secara kekeluargaan! Pilihan pada kekerasan hingga anarkisme meningkat bisa jadi petunjuk belum efektifnya sistem peradaban sipil!"
"Dalam sistem yang tidak efektif itulah korporasi terjebak jadi korban!" tukas Amir. "Ke dalam jebakan itu pula kita undang investor!" ***
Nasib Kaum Buruh bagaikan Sisyphus!
Jelas Barang Bagus, Jangan Jual Murah!
"Apa betul di luar desa kita banyak peminatnya?" "Bukan sembarang peminat!" jawab anak. "Contoh peminatnya Hary Tanoesoedibjo, bos MNC Group, yang punya banyak stasion televisi—RCTI, Global, Sun, beraneka MNC di Jakarta dan daerah—serta koran Sindo, Radio Trijaya FM yang siarannya berskala nasional, website Okezone, dan lain-lain! Ia membuat pernyataan resmi bergabung ke Partai NasDem!" "Wah, kalau begitu iklan Partai NasDem bisa bergema tanpa henti di cakrawala Nusantara, tak cuma di Metro TV!" tukas ayah. "Dengan dukungan kekuatan media massa yang demikian besar, wajar kalau berani pasang standar tinggi, ikut mematok PT 5%!" "Dengan semboyan era posmo 'siapa menguasai informasi akan menguasai dunia', patokan standar Partai NasDem tampak punya dasar!" tegas anak. "Kita tunggu saja pembuktiannya!" ***
SEA Games Cerminan Wajah Kita!
Greating From Dr Kim Hassan
Dear Friend I know that this message will come to you as a surprise. I am the Auditing and Accounting section manager with African Development Bank, Ouagadougou Burkina faso. I Hope that you will not expose or betray this trust and confident that I am about to repose on you for the mutual benefit of our both families. I need your urgent assistance in transferringa the sum of ($39.5)million to your account within 10 or 14 banking days. This money has been dormant for years in our Bank without claim.I want the bank to release the money to you as the nearest person to our deceased customer late Mr.George Small who died along with his supposed next of kin in an air crash since October 31st 1999. I don't want the money to go into government treasury as an abandoned fund. So this is the reason,why I am contacting you so that the bank can release the money to you as the next of kin to the deceased customer. Please I would like you to keep this proposal as a top secret and delete it if you are not interested. Upon receipt of your reply, I will give you full details on how the business will be executed and also note that you will have 40% of the above mentioned sum if you agree to handle this business with me. I am expecting your urgent response as soon as you receive my message. Best Regard. Reply to my new email address. Email: kim1984has@voila.fr Dr Kim Hassan |
WINNING NOTIFICATION
P O Box 1010
3b Olympic Way, Sefton Business Park,
Aintree, Liverpool , L30 1RD
(Customer Services)
Ref: UK/9420X2/68
Batch: 074/05/ZY369
Ticket number:56475600545 188
Lucky Numbers: 05,06,17,20,28,42(Bonus33)
WINNING NOTIFICATION:
We wish to congratulate and inform you on the selection of cash prize
#1,000,000.00 (British Pounds) held on the 8th novermber 2011
in London Uk.The selection process was carried out through random
selection in Our computerized email selection system (ess) from a
database of over 250,000 email addresses drawn from which you were
selected. And Your e-mail address attached to ticket number:
56475600545 188 with Serial number 5368/02 drew the lucky numbers:
05, 06, 17, 20, 28, 42 (Bonus 33) ,which subsequently won you the
lottery in the 1st category i.e match 5 plus bonus.
You have therefore been approved to claim a total sum of 1 Million
Pounds,(One Million Pounds) in cash credited to fileKTU/ 9023118308/03.
This is from a total cash prize of 1000,000 Million Pounds,shared
amongst the (4)lucky winners in this category i.e Match 6 plus bonus.
For due processing of your winning claim,please contact the
FIDUCIARY AGENT Information Officer Mr. Fred Peters who has been
assigned to assist you. You are to contact him with the following
details for the release of your winnings.
Agent Name: Mr. Fred Peters
Tel:+447024051534
+447024013832
Email: mr.fredpeter72@yahoo.co.uk
Contact him, please provide him with the following Requirements below:
Claims Requirements:
1.Name in full----------------------
2.Address---------------------------
3.Nationality-----------------------
4.Age-------------------------------
5.Occupation------------------------
6.Sex ------------------------------
7.Phone/Fax-------------------------
8.Present Country-------------------
If you do not contact your claims agent within 5 working days of this
Notification, your winnings would be revoked. Winners are advised to
keep their winning details/information from the public to avoid
Fraudulent claim (IMPORTANT) pending the prize claim by Winner.
*Winner under the age of 18 are automatically disqualified. *Staff of
the British Lottery are not to partake in this Lottery.
Accept my hearty congratulations once again!
Regards
Mrs. Stella Ellis
(Group Coordinator
Note that you are not to reply to this E-mail,please contact your
claimsofficer directly to start the processing of your claims
application form.
Selanjutnya.....
Dicari, Sosok Pahlawan Masa Depan!
Greating From Dr Kim Hassan
Dear Friend I know that this message will come to you as a surprise. I am the Auditing and Accounting section manager with African Development Bank, Ouagadougou Burkina faso. I Hope that you will not expose or betray this trust and confident that I am about to repose on you for the mutual benefit of our both families. I need your urgent assistance in transferringa the sum of ($39.5)million to your account within 10 or 14 banking days. This money has been dormant for years in our Bank without claim.I want the bank to release the money to you as the nearest person to our deceased customer late Mr.George Small who died along with his supposed next of kin in an air crash since October 31st 1999. I don't want the money to go into government treasury as an abandoned fund. So this is the reason,why I am contacting you so that the bank can release the money to you as the next of kin to the deceased customer. Please I would like you to keep this proposal as a top secret and delete it if you are not interested. Upon receipt of your reply, I will give you full details on how the business will be executed and also note that you will have 40% of the above mentioned sum if you agree to handle this business with me. I am expecting your urgent response as soon as you receive my message. Best Regard. Reply to my new email address. Email: kimhassan@voila.fr Dr Kim Hassan |
Gubernur Minta UMP Setara KHL!
Susah Keluar dari Krisis Integritas!
Berkurban, Lomba Berbuat Kebaikan!
"Bisa jadi karena mereka selalu bersangka baik, uang yang sering mereka terima dari pengusaha diberikan secara ikhlas! Jadi sama sekali tak ada kaitan dengan suap atau gratifikasi, apalagi melanggar UU Antikorupsi!" "Itu tak terlepas daei pemahaman sementara pejabat tentang korupsi! Yakni, korupsi itu setiap perbuatan yang bisa dibuktikan aparat sebagai tindakan melawan hukum yang merugikan keuangan negara!" timpal kakek. "Sedang suap pengusaha, susah dibuktikan kaitannya dengan kerugian negara, kecuali yang dijebak saat ngurus proyek! Karena itu, lebih baik kita berbaik sangka terkait amal dan perbuatan orang baik dalam berkurban maupun berkorban, semua dilakukan secara ikhlas lahir dan batin!"
"Tapi sikap itu terbatas pada kita saja, Kek!" tegas cucu. "Kalau aparat penegak hukum bersikap serupa, suap dikategorikan amal, bisa dikecam rakyat, terutama mahasiswa! Sebab, sumbangan pesta kawin kepada keluarga pejabat saja diteliti KPK unsur gratifikasinya!" "Kalau terkait tugas dan tanggung jawab, tentu kita dukung!" timpal kakek. "Terpenting fastabiqul khairat, semua berlomba-lomba berbuat kebaiikan! Selamat Idul Adha!" ***
Intervensi Tersistem, Perampok Nyaman!
"Akibatnya, menurut BPK, selama tujuh tahun pemerintahan SBY terjadi penyimpangan uang negara sebesar Rp103 triliun!" timpal Amir. "Jumlah itu, kata pejabat BPK (Metro TV, 24-10) adalah nilai penyimpangan temuan BPK yang tidak ditindaklanjuti dengan proses hukum! Jadi, itu di luar kasus-kasus korupsi yang digarap KPK, polisi dan jaksa! Dari situ bisa dibayangkan betapa besar uang negara yang dijarah dan dirampok seperti dikeluhkan Presiden SBY seusai melantik menteri hasil reshuffle pekan lalu!"
"Untuk itu layak didukung usaha para penggiat antikorupsi mengajukan uji materi di MK terkait pasal-pasal yang melindungi kepala daerah dari pemeriksaan sebagai tersangka kasus korupsi!" timpal Amir.
"Di sisi lain juga diharapkan agar Presiden tidak sok bersih dari intervensi terhadap proses hukum dalam kasus korupsi, karena intervensi itu secara nyata selama ini telah berlangsung tersistem dalam UU-nya! Perlunya izin itu sendiri sering memperlambat proses penyidikan kasus korupsi, hingga laju penindakan senantiasa tertinggal oleh laju penjarahan dan perampokan yang justru semakin gila-gilaan jumlah korupsinya!"
"Bukan cuma jumlah korupsinya, jumlah kepala daerah pelakunya juga semakin masif, dengan hambatan izin Presiden saja, lebih 150 dari 497 kepala daerah yang terlibat kasus korupsi, sebagian menjalani hukuman!" tegas Umar. "Usainya uji materi UU 32/2004 itu jadi patokan bebasnya intervensi tersistem Presiden dalam proses hukum kasus korupsi kepala daerah!" ***
Gaya Politisi Muda Kencing di Kolam!
End Of Year Notification!
To Begin Send:Name,Age, Address, Tel, Country
To Mr. Sean James Selanjutnya.....
Minum Tehnya Selagi Panas!
Naif, Pencegahan Korupsi di Daerah!
"Orang yang menyiapkan tas serupa untuk ditukar dengan tas Bapak tanpa Bapak sadari itu, layak diduga akan dengan mudah membuka tas Bapak!" tebak manager. "Jadi, lebih baik Bapak ditemani satpam kami melapor ke kantor polisi!" Si pria terhenyak mendengar kunci gandanya bisa diakali orang. "Aku ini inspektur di daerah, yakin dengan aneka UU dan peraturan pemerintah (PP) para pengelola proyek terkunci tak bisa korupsi!" ujarnya.
"Ternyata betapa jadi naif pencegahan korupsi di daerah saya, karena kalau gembok yang fisis adanya itu saja bisa dijebol, apalagi cuma aturan tertulis yang tidak diplototi anak buah saya semua tahapan prosesnya!" "Prosesnya mirip penukaran dengan duplikasi tas Bapak!" timpal manager. "Proses tender dilakukan seolah-olah sesuai ketentuan tahap demi tahap, para peserta tender menawar terkesan bersaing serius, padahal semua itu cuma sandiwara karena pemenangnya sudah diatur! Proses tiruan seperti aslinya, tapi isinya cuma gombal, mirip tas tiruan penukar tas Bapak!"
"Yang tak habis pikir, saya tidak menyadari sama sekali proses penukaran tasnya!" entak pria. "Kalau terkait proses tender, apakah Bapak antara sadar dan tak sadar, atau seolah-olah saja tidak sadar?" timpal manager. "Formalnya tentu saya harus ngotot bahwa tidak ada sandiwara tender!" tegas pria. "Tapi andalan pada aturan saja untuk mencegah korupsi jelas tidak efektif lagi sehingga pengawasan langsung staf inspektorat pada setiap kegiatan yang rawan sandiwara peniruan proses, menjadi keharusan!"
"Bagaimana kalau sutradara dari sandiwara itu duduknya di atas Bapak, lalu menempatkan Bapak sebagai salah satu aktornya?" tanya manager. "Sebagai bawahan, tentu kita harus loyal, toh?" jawab pria. "Asal, arahan sutradaranya jelas!" ***
Dapat Nilai 100 Ayam Goreng!
"Budi, kamu harus rajin belajar agar pintar!" tegas ibu. "Kalau tak pintar, tak bisa jadi pemimpin!" "Siapa bilang?" timpal Budi.
"Mama pasti belum lupa, semua menteri KIB II rapornya merah! Tapi sebagian besar dipertahankan tetap memimpin kementeriannya! Juga pada HUT Golkar di Jakarta, Presiden SBY menyatakan sebagian tugas berhasil diselesaikan, tapi diakui sebagian lainnya masih merupakan persoalan bangsa! (Kompas, 30-10) Semua itu menunjukkan, para pemimpin bangsa kita tak ada yang dapat nilai 100! Artinya, orang-orang sekualitas saya bisa jadi pemimpin!"
"Tapi Presiden sendiri dalam acara tersebut jelas menyatakan tantangan ke masa depan jauh lebih berat!" tegas ibu. "Sekarang saja kala tantangan belum berat sekali dengan pemimpin sekelas itu banyak persoalan terbengkalai sehingga Presiden minta Golkar membantu pemerintah mengatasi persoalan bangsa! Jadi, kalau kualitas pemimpin masa depan sama dengan sekarang, tumpukan persoalan terbengkalai bisa lebih menggunung!"
"Di antara persoalan yang terus memburuk adalah pemberantasan korupsi dan pengentasan kemiskinan!" timpal Budi. "Itu terjadi karena kedua soal itu cuma lebih nyaring dalam retorika, bukan digarap konkret! Akibatnya, korupsi malah merasuk ke jantung kekuasaan, bendahara partai berkuasa menyebar ke berbagai kementerian!" "Lebih parah anomali retorika dan realitas dalam pengentasan kemiskinan!" tukas ibu.
"Dalam retorika kemiskinan turun, sedang realitasnya menurut Bank Pembangunan Asia (ADB) terus naik, dari 40,4 juta orang pada 2008 menjadi 43,1 juta orang pada 2011. ADB menghitung dengan belanja Rp7.800/orang/hari, sedang retorika berdasar BPS Rp7.060/orang/hari! Sedihnya, hitungan ADB juga masih di bawah satu dolar AS per hari! Kalau garis kemiskinan digenapkan 1 dolar AS/orang/hari, jumlah orang miskin di Indonesia sekitar 75 juta jiwa, klop dengan jumlah penerima raskin dan Jamkesmas!" ***