Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Gaya Politisi Muda Kencing di Kolam!

H. Bambang Eka Wijaya


"PERILAKU buruk politisi bisa digambarkan seperti orang yang kencing di kolam renang umum!" ujar Umar. "Dilakukan diam-diam sambil berendam sehingga tidak ketahuan! Namun, kolam renang umum sebagai ruang publik itu jadi tercemar!" "Lain lagi gaya politisi muda yang menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI, 30-10) berperilaku lebih buruk dari politisi senior, mereka bukan sambil berendam kencing di kolam, malah dengan berdiri ngocor di atas papan loncat indah!" timpal Amir. "Akibatnya tinggal 24,8% publik yang menilai politisi muda belum busuk!"
"Sebenarnya sangat tidak adil menggeneralisasi politisi muda seburuk itu!" tukas Umar. "Karena seperti ditegaskan peneliti LSI Adjie Alfaraby saat merilis hasil survei, citra busuk politisi muda itu larut dalam persepsi publik hanya akibat tingkah buruk lima politisi muda terkait kasus korupsi mantan Bbendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi! Jadi, akibat nila setitik rusak susu sebelanga!" "Karena itu, politisi muda (kriteria survei di bawah 50) yang merasa dirinya tak seburuk citra itu, selayaknya berusaha menghapus stigma tersebut dari dirinya dengan unjuk kinerja yang positif!" saran Amir. "Misalnya, menggalang kesepakatan di lingkungan lembaga legislatif tempat tugasnya untuk menghentikan kebiasaan ilik-ilir pelesiran menghabiskan uang rakyat miskin dengan dalih studi banding atau sejenisnya! Buktikan bahwa politisi muda tidaklah seburuk hasil survei LSI itu!" "Sebaliknya kalau cuma mengandalkan mulut besarnya membantah hasil survei LSI itu, sedang tingkahnya tetap dalam kebiasaan lama yang lebih gemar mencapai kepuasan pribadi dengan mengorbankan rakyat, citra busuk politisi muda itu justru mendapatkan justifikasi!" timpal Umar. "Artinya, sampai sejauh ini pun, tetap tergantung pada perilaku para politisi muda sendiri apakah persepsi buruk publik tentang diri mereka itu benar atau keliru! Jika perilaku politisi muda ternyata mendukung citra buruk itu, bablaslah persepsi publik tersebut menjadi realitas sejati eksistensi politisi muda!" "Solusinya, mereka yang ada di lembaga legislatif daerah membentuk kaukus politisi muda lintas-partai untuk merehabilitasi dan membangun lebih kokoh lagi integritas dan kredibilitas politisi muda!" tegas Amir. "Untuk itu, lewat kaukus dicegah lahirnya setiap kebijakan yang menjurus negatif, apalagi mengkhianati kepentingan rakyat! Dengan itu gaya positif politisi muda bisa dijamin cepat melambung kembali!" ***

0 komentar: