"MALANG tak bisa ditolak, mujur tak bisa diraih! Begitulah takdir, manusia hanya bisa berusaha, hasilnya ditentukan Yang Mahakuasa!" ujar Umar. "Karena itu, setelah usaha dengan perjuangan tak kenal menyerah dilakukan maksimal dengan menjunjung sportivitas, seperti dilakukan Timnas Garuda Muda di final sepak bola SEA Games 26, apa pun hasilnya wajib disyukuri. Hanya dengan sabar dan syukur yang ikhlas, kekalahan hanyalah kemenangan yang tertunda!"
"Kegigihan perjuangan dan sportivitas tim Garuda Muda sampai takdir menuntut kedewasaan sikap mereka sebagai cerminan bangsa yang besar, tak diragukan lagi tim asuhan Rahmad Darmawan itu layak dibanggakan!" timpal Amir. "Dalam tangis kekalahan mereka tak mencari kesalahan pada orang lain untuk dijadikan kambing hitam, tapi meratapi dirinya yang terbatas kemampuan dan keberuntungannya!"
"Jadi juara umum SEA Games tanpa medali emas dari sepak bola sebagai cabang olahraga paling populer (merakyat) di negeri ini, merefleksikan dalam banyak hal bangsa ini telah mencapai kemajuan, namun dalam hal yang populer—terkait kepentingan mayoritas rakyat—masih tertinggal!" tegas Umar. "Sebagai refleksi realitas itulah, bukan hanya perhatian untuk peningkatan terus kualitas timnas sepak bola kita perlu diutamakan, melainkan fokus pada perbaikan nasib mayoritas bangsa juga harus terus dipertajam! Dengan orientasi yang lebih serius pada titik terlemah yang menyangkut kepentingan mayoritas warga bangsa, hasilnya akan menyempurnakan capaian kemajuan semua bidang kehidupan bangsa!"
"Orientasi pada titik terlemah dari para elite dan pemimpin bangsa itu dilakukan dengan sikap introspektif, menalari kelemahan dirinya untuk meningkatkan kemampuan mengatasi tantangan, bukan lagi dengan mencari kambing hitam untuk menutupi kelemahan bahkan kesalahan dirinya!" timpal Amir. "Betapa, semakin tertinggalnya titik terlemah bangsa selama ini akibat kurangnya perhatian elite dan pemimpin bangsa, serta kecenderungan elite dan pemimpin menutupi kelemahan dan kesalahannya dengan melempar kesalahan pada pihak lain! Konsekuensinya, kemampuan elite dan pemimpin tak meningkat hingga dengan tantangan yang terus meningkat, elite dan pemimpin menjadi sarang penyakit dan kelemahan, sekaligus justru menjadi beban dan pengganjal kemajuan bangsa!" "Maka itu, usaha maksimal Garuda Muda layak disyukuri!" tegas Umar. "Bisa menjadi inspirasi usaha tak kenal menyerah untuk memperbaiki kelemahan diri bagi setiap orang!" ***
"Orientasi pada titik terlemah dari para elite dan pemimpin bangsa itu dilakukan dengan sikap introspektif, menalari kelemahan dirinya untuk meningkatkan kemampuan mengatasi tantangan, bukan lagi dengan mencari kambing hitam untuk menutupi kelemahan bahkan kesalahan dirinya!" timpal Amir. "Betapa, semakin tertinggalnya titik terlemah bangsa selama ini akibat kurangnya perhatian elite dan pemimpin bangsa, serta kecenderungan elite dan pemimpin menutupi kelemahan dan kesalahannya dengan melempar kesalahan pada pihak lain! Konsekuensinya, kemampuan elite dan pemimpin tak meningkat hingga dengan tantangan yang terus meningkat, elite dan pemimpin menjadi sarang penyakit dan kelemahan, sekaligus justru menjadi beban dan pengganjal kemajuan bangsa!" "Maka itu, usaha maksimal Garuda Muda layak disyukuri!" tegas Umar. "Bisa menjadi inspirasi usaha tak kenal menyerah untuk memperbaiki kelemahan diri bagi setiap orang!" ***
0 komentar:
Posting Komentar