Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Makna Harfiah Kepahlawanan!

H. Bambang Eka Wijaya

"NOVEMBER bulan pahlawan! Di bulan ini selalu diperbincangkan segala dimensi kepahlawanan—sikap kesatria yang ikhlas mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsanya, karena kemerdekaan seperti disebut Bung Karno masa itu, adalah jembatan emas mencapai kehidupan adil dan makmur bagi bangsa Indonesia!" ujar Umar. "Kurang-lebih itulah makna harfiah—yang tertulis dengan huruf-huruf—dari kepahlawanan! Makna lebih jauh dan lebih dalam yang bersifat filosofis disebut makna hakiki!"
"Buat kita yang awam bisa menalarinya secara harfiah atau mengenali kulit luarnya saja pun jadilah!" sambut Amir. "Apalagi sebagian dari pahlawan yang mengikhlaskan pengorbanan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa itu juga awam, yang berarti menghayati kepahlawanan sebatas makna harfiahnya! Namun, apakah sebatas makna harfiahnya saja pun pengorbanan para pahlawan itu telah disikapi dengan benar oleh kalangan elite bangsa hingga perilakunya mencerminkan penjiwaan dan aktualisasi dari semangat kepahlawanan untuk mewujudkan masyarakat adil-makmur bagi seluruh rakyat?" "Soal itu tidak pada tempatnya kita menilai sikap dan perilaku elite bangsa masa kini! Biarkan sejarah yang mengadilinya!" tegas Umar. "Hal yang bisa kita kemukakan adalah realitas hidup mayoritas warga bangsa yang masih jauh dari kondisi adil-makmur seperti dicita-citakan para pahlawan yang telah membayar tunai dengan pengorbanan jiwa dan raga mereka!" "Andai realitas itu terjadi akibat ketakmampuan elite bangsa karena keterbatasannya secara fisik maupun pengetahuan, tentu para pahlawan sangat maklum adanya!" timpal Amir. "Tetapi bagaimana kalau cita-cita yang dibayar dengan pengorbanan jiwa raga pahlawan itu tidak bisa terwujud justru karena para elite bangsa lewat kekuasaannya atas nama kemerdekaan lebih mendahulukan kemakmuran pribadi, keluarga, dan kelompoknya! Bahkan bukan sebatas yang bisa diperoleh lewat proses halal dengan mekanisme kekuasaan yang tak adil, tapi juga melampiaskan keserakahannya lewat korupsi guna menumpuk kekayaan untuk tujuh turunan!" "Itu dia! Dengan memaknai kepahlawanan secara harfiah yang dangkal saja kita bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan cita-cita kemerdekaan yang dibayar dengan pengorbanan jiwa dan raga para pahlawan!" tegas Umar. "Jika dibaca lewat makna hakiki, mungkin bisa terlihat lebih jelas adanya pengkhianatan terhadap perjuangan para pahlawan! Tapi untuk soal itu biar orang-orang pintar yang mendalaminya!" ***

0 komentar: