"TAK peduli para ekonom memastikan dampak krisis utang negara di Eropa dan Amerika Serikat (AS) pada Indonesia tidak signifikan, penurunan harga karet dunia akibat melemahnya permintaan dari kawasan pusat industri dunia itu memukul telak petani karet Lampung!" ujar Umar. "Harga karet kering (kadar 100%) yang sebelumnya tertinggi sepanjang abad pada 5 dolar AS/kg atau hampir Rp45 ribu/kg, pada lelang terakhir di Bursa Komoditas Berjangka Jakarta untuk penyerahan April 2012 terjual Rp27 ribu/kg!" (Kompas, 24-11)
"Berarti harga karet jatuh sampai 40%!" timpal Amir. "Kemerosotan setajam itu pukulannya berat bagi petani karet kita! Apalagi krisis Eropa-AS itu butuh waktu panjang pemulihannya, eksesnya bisa berlarut-larut! Harapan harga karet bisa cepat kembali seperti semula kecil sekali karena Eropa dan AS justru punya stok yang disiapkan untuk penyangga jika terjadi keadaan darurat!"
"Malah kita yang tak punya stok penyangga untuk kondisi darurat!" tegas Umar. "Artinya, Pemprov dan Pemkab sentra petani karet, seperti Way Kanan, Lampung Utara, Tulangbawang Barat, dan Lampung Barat harus cepat menyiapkan langkah pengamanan bagi petani karet!"
"Antisipasi seperti apa?" potong Amir.
"Terpenting pengamanan pada kelompok petani kecil yang paling terpukul ekses krisis, seperti mereka yang minus sarana produksi sehingga cuma bisa menjual getah slab basah dengan harga amat rendah—terakhir di bawah Rp10 ribu/kg!" jelas Umar.
"Dengan tanaman karet yang acak di sela kopi, lada, kakao, pisang dan lainnya sehingga jumlah batang karet terbatas di atas tanah keluarga yang luasnya memang terbatas, bantuan alat penggiling tangan lengkap dengan bak aluminium pencetak lateks dan bahan baku (asam semut) pengeringnya bisa diberikan agar jumlah produksinya yang sedikit bisa mendapat hasil penjualan yang lebih tinggi! Dengan demikian, meskipun krisis menurunkan harga karet, dengan kualitas produksi yang ditingkatkan—dari slab basah menjadi karet kering (sheet), penghasilan net para petani kecil relatif bisa dipertahankan!"
"Kalau bisa diberikan, bantuan itu bisa menolong para petani kecil dari dampak krisis!" timpal Amir.
"Bantuan bisa diberikan satu penggiling tangan per satu atau dua desa sentra produksi karet, untuk digunakan bersama para petani kecil desa tersebut! Sedang bantuan bak aluminium pada setiap petani sesuai tingkat produksinya! Kalau Pemkan dan Pemprov serius membantu petani mengatasi dampak krisis, jumlah 'anggaran darurat' yang dibutuhkan tak terlalu besar!" ***
"Bantuan bisa diberikan satu penggiling tangan per satu atau dua desa sentra produksi karet, untuk digunakan bersama para petani kecil desa tersebut! Sedang bantuan bak aluminium pada setiap petani sesuai tingkat produksinya! Kalau Pemkan dan Pemprov serius membantu petani mengatasi dampak krisis, jumlah 'anggaran darurat' yang dibutuhkan tak terlalu besar!" ***
0 komentar:
Posting Komentar