Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Berkurban, Lomba Berbuat Kebaikan!

"KEK, apa kata kurban itu sama dengan korban dan pengorbanan?" tanya cucu. "Kata kurban dipergunakan untuk menjaga intonasi relevansinya pada ibadah agama!" jawab kakek. "Korban semata penderita atau obyek dalam suatu peristiwa! Sedang pengobanan, penempatan diri orang pada posisi korban secara sebfaha (rela) maupun tidak!! kata kurban dipertahankan untuk membedakannya dari korban, s eperti kata mengaji untuk belajar agama, sedang mengkaji untuk belajar ilmu lebih umum!" "Pantas, pelajaran pertama dalam ilmu ekonomi berbunyi pengorbanan sekecil-kecilnya untuk meraih keuntungan atau kenikmatan yang sebesar-besarnya! Jadi kesengajaannya melakukan pengirbanan pamrih, ya Kek?" timpal cucu. "Sedang kurban, kuncinya justru pada keikhlasan melakukannya sebagai ibadah!" 

"Tidak setiap pengorbanan selalu pamrih! Sebaliknya, tidak pula setiap kurban selalu ikhlas!" timpal kakek. "Setiap ibadah kata Pak Kiai tergantung pada niatnya! Dan itu dalam lubuk hati terdalam, yang hanya bisa diketahui kebenaran ikhlasnya oleh orangnya sendiri dan Sang Maha Tahu! Karena itu, atas semua amal ibadah maupun perbuatan orang lain, yang terbaik kita bersangka baik bahwa semua itu dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas, Lillahi ta'ala!" "Pantas kalangan 'orang besar' membantah hasil survei Transparansi Internastional (TI) bahwa pengusaha Ibdonesia ranking empat terburuk dunia dalam hal menyuap!" tukas cucu.

"Bisa jadi karena mereka selalu bersangka baik, uang yang sering mereka terima dari pengusaha diberikan secara ikhlas! Jadi sama sekali tak ada kaitan dengan suap atau gratifikasi, apalagi melanggar UU Antikorupsi!" "Itu tak terlepas daei pemahaman sementara pejabat tentang korupsi! Yakni, korupsi itu setiap perbuatan yang bisa dibuktikan aparat sebagai tindakan melawan hukum yang merugikan keuangan negara!" timpal kakek. "Sedang suap pengusaha, susah dibuktikan kaitannya dengan kerugian negara, kecuali yang dijebak saat ngurus proyek! Karena itu, lebih baik kita berbaik sangka terkait amal dan perbuatan orang baik dalam berkurban maupun berkorban, semua dilakukan secara ikhlas lahir dan batin!" 

"Tapi sikap itu terbatas pada kita saja, Kek!" tegas cucu. "Kalau aparat penegak hukum bersikap serupa, suap dikategorikan amal, bisa dikecam rakyat, terutama mahasiswa! Sebab, sumbangan pesta kawin kepada keluarga pejabat saja diteliti KPK unsur gratifikasinya!" "Kalau terkait tugas dan tanggung jawab, tentu kita dukung!" timpal kakek. "Terpenting fastabiqul khairat, semua berlomba-lomba berbuat kebaiikan! Selamat Idul Adha!" ***

0 komentar: