“UNTUK mengembangkan gambaran anak-anak dan remaja tentang
sosok pahlawan masa depan, orang luar negeri menghadirkan superhero
dari Superman, Batman, sampai Kesatria Baja Hitam!” ujar Umar.
“Jika outgoing generation negeri kita kepahlawanannya dibentuk
oleh cerita Ramayana, Mahabrata, dan cerita rakyat termasuk
ketoprak, ludruk, dan sejenisnya, anak-anak dan remaja kita sekarang
ketiadaan gambaran sosok pahlawan masa depan̶untuk
menjadi seperti apa di masa dewasa mereka kelak! Dicari lewat
Google, yang diperoleh gambaran cukup acak!”
“Gambaran acak seperti apa?” sambut Amir.
“Ada melabeli sebagai pahlawan masa depan itu anak-anak
Sekolah Sepak Bola (SSB) Arsenal Indonesia yang menang dari SSB
Arsenal beberapa negara lain yang akhirnya kandas di depan SSB
Arsenal Inggris!” jelas Umar.
“Atau kelompok muda hasil workshop Suara Pemuda Antikorupsi
(Speak). Di Facebook, pahlawan masa depan cuma nama
sebuah account̶dilengkapi gambar sejenis superhero! Bahkan,
di Kaskus̶komunitas netter terbesar Indonesia, pahlawan masa
depan hanya sebuah animasi katak dengan bendera Merah-Putih
di kedua tangannya!”
“Di sisi lain, anak-anak usia play group gandrung nonton Shaun
the Sheep̶si biri-biri lucu!” timpal Amir. “Sedang usia di atasnya
suka mengerubuti lawakan Parto dan Sule, yang sukar dibayangkan
sosok pahlawan masa depan seperti apa yang bisa dihadirkan oleh
khazanahnya!”
“Namun, meski formalistik, ada juga gambaran pahlawan
masa depan dari Prof. Dr. Haryono Suyono (Gemari Online, edisi
105/X/2009), yang hadir di era damai, tak ada revolusi dan perang!”
tegas Umar.
“Menurut dia, sosok pahlawan itu anak bangsa yang bukan saja
menjadi kampiun untuk dirinya, melainkan sanggup menciptakan
super tim yang dengan kebersamaan, persatuan, dan kesatuan
secara gotong royong mengantar anak bangsa lainnya, utamanya
yang ketinggalan dalam pembangunan, menjadi anak bangsa yang
cerdas, sehat, dan mampu mandiri!”
“Kriteria fungsional itu boleh-boleh saja!” sambut Amir. “Masalahnya
apakah cara berpikir altruistik demi mereka yang tertinggal
pembangunan mirip LSM itu masih nyambung dengan konteks
zaman di masa depan! Tren politisi dan elite yang makin serakah
untuk kepentingan pribadi dan golongan menggiring bangsa
untuk hidup saling memangsa di antara sesamanya justru memperdekat
jalan ke revolusi sosial!”
“Dari semua itu, terlihat setiap zaman punya cara sendiri dalam
melahirkan pahlawan di masanya!” tegas Umar. “Namun, tetap sukar
dicari gambaran sosok pahlawan generasi Shaun dan Sule!” ***
0 komentar:
Posting Komentar