"KEPUASAN publik terhadap kinerja pemerintahan SBY menurut hasil jajak pendapat tiga bulanan Kompas (23-4-12) tampak kian jeblok!" ujar Umar. "Disebut jeblok karena pada tiga dimensi cita-cita kemerdekaan bangsa—adil, makmur, sejahtera—tingkat kepuasan publik sudah tembus ke bawah 30%! Yakni, kepuasan bidang hukum, dasar mewujudkan keadilan tinggal tersisa 20,4%, kepuasan bidang ekonomi untuk mewujudkan kemakmuran tinggal 27,8%, dan kepuasan bidang kesejahteraan sosial tersisa 27,9%!"
"Tingkat kepuasan di bawah 30% ketiga dimensi strategis itu jelas memprihatinkan karena 30% standar terendah kepercayaan pada pemimpin!" timpal Amir. "Standar itu efektif di pilkada, meski unggul jika dukungan tak cukup 30% ia tak dapat kepercayaan untuk memimpin daerah sehingga pilkada dilanjutkan ke putaran kedua!"
"Dari hasil jajak pendapat itu dapat disimpulkan, menurut apa yang dirasakan mayoritas rakyat yang secara proporsional dicerminkan oleh pilihan responden, bahwa sekarang ini bangsa kita masih belum adil, tak makmur, dan tak sejahtera!" tegas Umar. "Simpul itu menjadikan para pemimpin dan pengelola negara melalui bidang tugas masing-masing—eksekutif, legislatif, dan yudikatif layak untuk becermin diri ternyata kemampuannya dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa baru sebatas itu! Becermin terutama untuk melihat sudah sebandingkah yang mereka dapatkan dari negara dibanding apa yang telah mereka berikan kepada negara?"
"Kalau pakai terminologi John F. Kennedy begitu, bunyinya bisa begini: jangan tanya apa yang kudapat dari negara (karena sudah seabrek-abrek hingga susah menyebutnya satu per satu), tapi tanyalah apa yang kuberikan pada negara—mudah dijawab karena cuma sedikit!" tukas Amir.
"Ungkapan sedemikian membuat harapanmu agar mereka introspeksi dengan hasil jajak pendapat tersebut bisa sia-sia! Bagi mereka, para pemimpin negara-bangsa itu, kondisi demikian dianggap wajar saja! Soalnya, mereka merasa sudah bekerja keras! Kalau hasil kerja keras (yang tidak efektif) itu disurvei Kompas cuma begitu, bisa saja yang salah metodologi surveinya! Maka itu, mereka cukup dengan cuek tak merespons hasil survei!" "Sikap umum sedemikian membuat tak ada usaha memperbaiki kinerja yang tergambar buruk dalam hasil survei itu! Akibatnya, grafik kepuasan publik hasil jajak pendapat dari waktu ke waktu terus meluncur ke bawah!" sambut Umar. "Terkesan mereka mafhum, seperti permukaan grafik yang terus menurun itulah jalan kekuasaan ke depan!" ***
"Ungkapan sedemikian membuat harapanmu agar mereka introspeksi dengan hasil jajak pendapat tersebut bisa sia-sia! Bagi mereka, para pemimpin negara-bangsa itu, kondisi demikian dianggap wajar saja! Soalnya, mereka merasa sudah bekerja keras! Kalau hasil kerja keras (yang tidak efektif) itu disurvei Kompas cuma begitu, bisa saja yang salah metodologi surveinya! Maka itu, mereka cukup dengan cuek tak merespons hasil survei!" "Sikap umum sedemikian membuat tak ada usaha memperbaiki kinerja yang tergambar buruk dalam hasil survei itu! Akibatnya, grafik kepuasan publik hasil jajak pendapat dari waktu ke waktu terus meluncur ke bawah!" sambut Umar. "Terkesan mereka mafhum, seperti permukaan grafik yang terus menurun itulah jalan kekuasaan ke depan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar