"MESKI pejabat teras di Pemerintah Pusat dalam pidato resmi maupun keterangan pers menyebut berkat baiknya beroperasi sistem peringatan dini situasi pascagempa 8,5 SR di Aceh, Rabu (11-4), terkendali, media massa melaporkan sebaliknya!" ujar Umar. "Bahkan evakuasi juga semrawut, mengakibatkan kemacetan dan kecelakaan!"
"Apa dasar laporan media begitu?" potong Amir.
"Televisi berita sejak hari pertama melaporkan lewat wawancara cegat warga yang ketakutan lari menuju dataran lebih tinggi! Mereka panik tercekam pengalaman tsunami 2004 sehingga menyelamatkan diri pada kesempatan pertama tanpa mendengar sirene peringatan dini!" jawab Umar. "Sedang Kompas (13-4) jelas melaporkan, dari sejumlah peranti peringatan dini di sekitar Banda Aceh tidak bunyi, ada satu yang bunyi semestinya 9 menit usai gempa, baru bunyi setelah 30 menit! Demikian pula early warning system yang dipasang Bakosurtanal di Simeulue, tak pernah dikoordinasikan dengan Badan Daerah Penanggulangan Bencana (BDPB) setempat, hingga saat gempa terjadi, seperti dilaporkan MetroTV (13-4), poskonya masih terkunci!"
"Menyedihkan sekali kalau benar pada kondisi kritis bencana gempa 8,5 SR itu, pemerintah masih beretorika tentang sistem peringatan dini yang isinya ternyata kebohongan!" tukas Amir. "Betapa kalut dan kritisnya kondisi di lokasi bencana saat itu, apalagi mengingat pengalaman luar biasa tragis peristiwa tsunami 2004, kok masih tega menjadikannya retorika berisi dusta!"
"Mungkin akibat laporan yang tidak akurat dari bawahan di lapangan, para pejabat teras di pusat itu menggunakan data yang salah untuk pidato resmi dan keterangan pers!" sambut Umar. "Dipadu dengan kacaunya evakuasi, menunjukkan banyak hal terkait sistem penanganan saat terjadi bencana yang harus dibenahi!"
"Semua kenyataan lemahnya sistem peringatan dini gempa dan tsunami itu disampaikan kepada Wakil Presiden Boediono saat berkunjung ke Banda Aceh, Jumat!" timpal Amir. "Boediono berjanji akan mengevaluasi dan memperbaikinya!"
"Perbaikan itu bukan cuma pada peranti early warning system, melainkan justru kelembagaannya yang harus diutamakan! Karena selama ini perantinya dipasang lantas ditinggal begitu saja, sehingga selain rusak, di banyak tempat peralatannya hilang!" tegas Umar. "Perbaikan kelembagaan juga untuk mengatur cara dan jalur evakuasi warga, serta melatih berkala kesiagaan dan kesigapan warga! Jika semua itu tak dilakukan serius, kejadian berikutnya bisa lebih runyam!" ***
0 komentar:
Posting Komentar