Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Suara Rakyat Suara Tuhan!

"VOX populi vox Dei! Suara rakyat suara Tuhan! Di orang kita itu sering dipahami, suara mayoritas rakyat yang memenangkan seseorang atau partai dalam pemilihan umum semata karena kehendak Tuhan!" ujar Umar. "Intinya, manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan hasilnya!"
"Itu diyakini terutama oleh orang-orang yang menjadi peserta pemilu, baik skala nasional maupun daerah sepenuhnya bermodalkan kejujuran, tanpa melakukan kecurangan, tahu-tahu menang!" timpal Amir. "Dengan menyadari kemenangan yang diraih benar-benar suara rakyat suara Tuhan, ia menjalankan tugas berdasar hasil pemilu itu dengan menghormati setiap suara rakyat dalam segala bentuknya, baik aspirasi yang disampaikan secara sistematis maupun keluhan dan protes yang melantun lewat demo! Semua dia jadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, bahkan dasar buat menetapkan kebijakan!" "Lain hal orang yang menang pemilu lewat cara-cara curang! Dia tak percaya suara rakyat suara Tuhan, malah lebih yakin kemenangan yang diraih sepenuhnya berkat kecurangan yang segalanya dia rencanakan dan atur serapi-rapinya sampai tak ada bukti tersisa yang bisa mengalahkannya di MK!" tegas Umar. "Akibatnya, dengan kemenangan yang diraih lewat kecurangan, untuk mempertahankan kekuasaannya dia juga menghalalkan segala cara! Karena dia juga tak yakin peraihan suara rakyat yang memenangkan dirinya merupakan ketentuan dari Tuhan, dia tak menghormati segala bentuk suara rakyat, baik itu aspirasi sistematis maupun yang disampaikan lewat demo! Dia persetankan suara dan aspirasi rakyat karena suara rakyat untuk meraih maupun mempertahankan kekuasaannya terbukti bisa diperoleh lewat aneka kecurangan!" "Tapi setelah setiap kali dan berulang-ulang aspirasinya dibungkam dan digilas oleh rezim curang, pada waktunya rakyat akan sadar juga!" timpal Amir. "Bukan berarti rakyat lalu melakukan perlawanan, rakyat cuma bisa diam! Di balik diamnya itu rakyat mengurut kronologi kenapa mereka sempat kena kibul oleh rezim curang, kemudian menilai arti kekuasaan tersebut bagi kaumnya! Namun, penilaian itu tetap terkait dengan realitas hidup mereka, sebagai penentu pilihan mereka berikutnya!" "Sing olo ketoro, sing becik ketitik! Artinya, yang curang akhirnya terlihat juga kekuasaannya tidak berkah, dirundung masalah dan bencana! Sedang yang meraih kekuasaan secara baik dan jujur selalu dilimpahi berkah dan rida-Nya!" tegas Umar. "Betapa rindunya rakyat, suara mereka menang dalam pemilu sebagai ketentuan Ilahi Rab, bukan hasil kecurangan!" ***

0 komentar: