Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

‘Innocence of Muslims’!

"UMAT muslim sedunia marah atas pembuatan dan peredaran film Innocence of Muslims yang disutradarai Sam Bacile!" ujar Umar. "Lampias kemarahan mereka diarahkan ke kedutaan dan konsul Amerika Serikat (AS), bentrokan massa dengan polisi setempat pun tak bisa dihindarkan, termasuk Indonesia! Di Tunisia tiga demonstran tewas! Di Libya, Duta Besar AS yang punya gejala darah tinggi tegang menghadapi demonstran, akhirnya meninggal dunia!" 

"Tapi Hillary Clinton menuding demonstran telah membunuh duta besar mereka!" timpal Amir. "Hillary tak sedikit pun menyinggung sebab akibat kejadian, utamanya terkait film yang menghina Rasulullah Muhammad saw.! Juga tidak menyesalkan warganya mencemarkan kesucian agama besar dunia, Islam!"

"Ada dua hal yang menyebabkan para pemimpin AS tak memedulikan protes keras umat Islam sedunia atas film produksi negerinya itu!" tukas Umar. "Pertama, mereka berkukuh apa pun isi film tersebut merupakan karya kreatif produk kebebasan berekspresi yang wajib mereka bela dan pertahankan sebagai tradisi demokrasi negerinya! Kedua, di Amerika agama domain pribadi, negara tidak mengurus dan tidak punya wewenang mencampurinya! Karena itu, ketika ada warganya menghina agama lain seperti dalam kasus film Innocence of Muslims, negara memandangnya sebagai masalah pribadi, bukan urusan negara, tak peduli protes keras merebak di seluruh dunia!" 

"Masalahnya, bagaimana sistem hukum sebuah negara tidak punya dasar menindak warganya yang menista dan menyakiti hati orang lain?" timpal Amir. "Dalam hal ini mungkin bisa saja dikesampingkan kalau yang dinistakan itu warga asing di negeri lain! Tapi bagaimana dengan warga muslim di AS sendiri? Apakah hak-hak pribadi mereka atas kesucian agamanya tak layak dihormati? Katakan muslim di AS minoritas, lantas apakah pihak mayoritas boleh berbuat sesukanya terhadap-mereka yang minoritas?" "Tampak, penyebabnya karena masyarakat AS belum mengenal sikap tenggang rasa itu!" tegas Umar. 

"Karena masyarakatnya belum mengenal sikap tersebut, dengan sendirinya tak bisa kita tuntut untuk mewarnai dan menjiwai sistem hukum maupun demokrasinya! Kasihan warga AS, belum kenal tenggang rasa yang esensial buat menjaga harmoni dalam damai hubungan antarmanusia—bukan civis pacem para bellum, bersiap perang untuk damai gaya AS!" ***

0 komentar: