"DIBUAI gelombang tinggi ekor badai tropis yang sejak awal pekan menggoyang kapal-kapal Merak—Bakauheni, KMP Bahuga Jaya subuh Rabu (26-9) dibentur keras tanker Norgas Cathinka yang berbobot lebih lima kali lipat!" ujar Umar. "Haluan Bahuga Jaya hancur, tak lama kemudian tenggelam! Sedikitnya 8 korban tewas, lebih 200 penumpang diselamatkan! Korban hilang bersama bangkai kapalnya belum ditemukan!"
"Kita tundukkan hati ikhlas menerima musibah ini, bagian dari rangkaian musibah transportasi di darat, laut, dan udara yang tak henti!" timpal Amir.
"Setiap musibah mengandung hikmah, pelajaran, tapi pelajaran demi pelajaran itu tak membuat penanggung jawab transportasi jadi pintar mengurangi kecelakaan!"
"Sedihnya, kalangan penanggung jawab bidang transportasi itu cenderung lebih banyak bicara tentang zero accident—angka kecelakaan nol—bukan tahapan perbaikan!" tegas Umar. "Hasil-hasil temuan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi hanya dikaitkan dengan peristiwa diselidiki, tak dijadikan bagian perbaikan bagi keseluruhan sistemnya! Akibatnya, kecelakaan dengan penyebab sama selalu berulang!"
"Artinya, rawan musibah transportasi kita bukan hanya berkaitan dengan kelemahan standar dan kontrol pada perantinya, melainkan juga kelemahan sistemnya dalam arti arahan regulator tak nyambung ke tahap operasional!" tukas Amir. "Gap regulasi dan praktek lapangan itu terlihat pada realitas, sampai kapal benturan dengan kapal lain tak satu pun ada perwira jaga yang melakukan manuver, berusaha mengelakkan kapal dari benturan! Bandingkan dengan kapal Titanic (tenggelam 1912), ada perwira jaga yang melihat gunung salju di depan dan sekuat tenaga berusaha mengelak—meski gagal, samping kapal Titanic tetap membentur dinding gunung es!"
"Jelas mengerikan! Kapal berlayar membawa ratusan orang penumpang dilepas jalan sendiri tanpa seorang pun perwira jaga yang aktif!" timpal Umar. "Apalagi perjalanan Bahuga Jaya melintasi jalur pelayaran internasional di mana pelayanan lokal harus menyesuaikan!"
"Bukan berarti tanker berbendera Singapura yang menabrak Bahuga Jaya itu dijamin tak salah!" tegas Amir. "Soalnya peralatan mereka lebih canggih, dari radar sampai penginderaan infra merah, seharusnya mereka bisa melihat bahaya lebih dulu! Tapi begitulah musibah, selalu ada yang terjadi di luar akal sehat!" ***
0 komentar:
Posting Komentar