"SETELAH penembakan yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti di Pos Polisi Singosaren, Kamis malam, Jumat malam, polisi menyergap teroris di Jalan Veteran, Solo!" ujar Umar. "Malang nian, rompi antipeluru Bripda Suherman dari Densus 88 jebol diterjang peluru teroris! Berarti sampai detik itu polisi kalah 0-2 dari teroris! Untunglah dalam lanjutan penyergapan itu akhirnya polisi berhasil revans, menembak tewas dua terduga teroris, Farhan dan Mukhlis, skor jadi 2-2!"
"Perang teroris versus polisi di Solo, di mana teroris dengan senjata api (granat dan pistol) menyerang lebih dulu beruntun 17, 18, dan 30 Agustus!" sambut Amir. "Maka itu, kalau Densus 88 Jumat malam menemukan teroris dan menyergap, bisa dikata gerakan polisi cukup cepat menyingkap misteri teror di Solo! Tersisa pekerjaan rumah polisi soal rompi Suherman bisa jebol, siapa pemasoknya, masalah tendernya!"
"Hal baru yang perlu disimak adalah modus baru teroris melakukan serangan ke pos polisi dengan senjata api!" tegas Umar. "Malah saat menyerang pos polisi Singosaren, pelaku dibonceng sepeda motor temannya, turun mendatangi Bripka Dwi Data di pos dan menembaknya dari jarak dekat!"
"Begitulah! Meskipun modus baru, sebenarnya aksi itu mirip teroris melakukan serangan balasan ke Polsek Hamparan Perak, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu!" timpal Amir. "Modus ini lebih efektif mengarah ke sasaran, seperti di Solo targetnya polisi, meskipun jumlah korban dan ‘gema terornya' tak sebesar teror dengan bom!"
"Tapi sama saja, teroris tetap teroris, harus bisa diungkap sebelum melancarkan aksinya yang fatal!" tegas Umar. "Seperti kasus Solo, meskipun bisa diungkap setelah penembakan mematikan pada Bripka Dwi Data, seharusnya sudah bisa dibuka sejak aksi beruntun 17 dan 18 Agustus! Jadi itu dasar sebagian orang menyebut dalam kasus Solo intelijen polisi kurang cepat! Hal mana juga membuat Presiden SBY sempat menyatakan kalau perlu diturunkan pasukan TNI untuk mengatasi teror di Solo!"
"Karena itu, penumpasan teroris di Solo itu bisa disebut sebagai langkah awal mengatasi teroris dengan modus baru!" timpal Amir. "Modus baru ini dengan sasaran terpilih, susah ditebak siapa target berikutnya! Untuk itu, cara menangkal paling efektif adalah siaga penuh semua jajaran baik polisi maupun satuan yang bisa jadi simbol kekuasaan negara! Sebab, salah satu motif teroris adalah untuk mengubah model negara dan pemerintahannya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar