Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Korupsi Cemari PON Pekanbaru!

"PON—Pekan Olahraga Nasional—XVIII di Pekanbaru yang akan dibuka Minggu (9-9), persiapannya bisa menjadi terburuk sepanjang sejarah dengan ditetapkannya 13 tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait proyek pengadaan fasilitas pesta olahraga itu!" (Metro TV, 3-9) ujar Umar. "Lebih buruk lagi, hal itu mengulang skandal penyiapan fasilitas SEA Games di Palembang tahun lalu dengan empat terdakwanya sudah divonis bersalah, sejumlah tersangka lain masih diproses!" "Menyedihkan, pesta olahraga sebagai ajang unjuk sportivitas dan kejujuran dicemari oleh tindakan korupsi!" sambut Amir. "Lebih celaka, dari waktu ke waktu korupsinya bukan mengecil, tetapi justru makin beramai-ramai! Realitas itu membuat tidak kepalang, Kompas (3-9) menyimpulkan itu menunjukkan buruknya manajemen pemerintah sehingga kasus yang sama masih terulang dalam rentang setahun!"
"Itu dari segi kasus korupsi yang sudah dibongkar KPK!" tegas Umar. "Hal lain yang pantas menjadi perhatian kepepetnya waktu penyiapan fasilitas olahraga, dari pembangunan gedung dan pengadaan peranti lainnya, yang juga terulang dari SEA Games Palembang ke PON Pekanbaru! Jangan-jangan 'ada udang di balik batu' dengan kebiasaan membuat kesan ada kondisi darurat yang harus diatasi itu!" "Kemungkinan itu bukan mustahil dengan PON yang berbiaya sekitar Rp2 triliun dari APBN dan APBD Provinsi Riau tersebut!" timpal Amir. "Kompas (idem) mengandaikan, pada 'situasi darurat' itu penggelontoran dana miliaran rupiah dilakukan untuk merampungkan pembelian keperluan mendesak dengan menabrak rambu administrasi pemerintah lewat penunjukan langsung, bukan lelang! Model itu mungkin telah teruji bisa lolos dari ranjau KPK hingga 'dibiasakan' dari satu pesta olahraga ke pesta berikutnya!" "Eksesnya, manajemen pemerintah yang buruk dalam mengelola kegiatan olahraga itu jelas tidak bisa diandalkan untuk meningkatkan prestasi atlet kita di tingkat internasional!" tegas Umar. "Buktinya di Olimpiade terakhir, kiprah kita sebagai negeri 250 juta jiwa di bawah Australia, Thailand, Malaysia, bahkan Singapura, yang unjuk gigi di berbagai cabang olahraga! Apa yang bisa diharap dari pembinaan olahraga dengan 'manajemen kepepet' berlumur korupsi begitu?" ***

0 komentar: